REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Tujuh badan PBB merilis pernyataan bersama untuk memperingatkan semakin kritisnya ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) di Jalur Gaza. Mereka meyakini, kondisi tersebut akan memperparah krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Dalam pernyataan bersama yang diterbitkan pada Sabtu (12/7/2025), tujuh badan PBB, yakni OCHA, UNDP, UNFPA, UNOPS, UNRWA, WFP, dan WHO, mengatakan, BBM merupakan tulang punggung bagi kelangsungan hidup di Gaza. Hal itu karena pengoperasionalan rumah sakit, pabrik roti, sistem air, jaringan sanitasi, ambulans, dan segenap aspek operasi kemanusiaan, seluruhnya membutuhkan BBM.
"Tanpa bahan bakar, jalur kehidupan bagi 2,1 juta orang ini akan lenyap," kata ketujuh badan PBB dalam pernyataan bersama, dikutip dari laman UN News.
Mereka mengungkapkan, selama hampir dua tahun menghadapi perang, warga Gaza sudah mengalami kesulitan ekstrem, termasuk kerawanan pangan. Jika stok BBM habis, hal tersebut akan memberikan beban baru bagi penduduk di sana.
"Tanpa bahan bakar yang memadai, badan-badan PBB yang menanggapi krisis ini kemungkinan besar akan terpaksa menghentikan operasi mereka sepenuhnya, yang secara langsung berdampak pada semua layanan penting di Gaza. Ini berarti tidak ada layanan kesehatan, tidak ada air bersih, dan tidak ada kapasitas untuk mengirimkan bantuan," ungkap ketujuh badan PBB dalam pernyataannya.
Mereka pun memperingatkan, tanpa BBM, operasional rumah sakit, termasuk ambulans, bakal lumpuh. Jaringan telekomunikasi akan terputus. Toko roti dan dapur umum tak bisa melanjutkan operasinya. Sistem produksi air dan sanitasi akan terhenti.
"Kondisi ini membuat keluarga-keluarga rentan terhadap wabah penyakit mematikan dan mendorong warga Gaza yang paling rentan semakin dekat dengan kematian," kata ketujuh badan PBB.
Ketujuh badan PBB mengungkapkan, untuk pertama kalinya dalam 130 hari, sejumlah kecil pasokan BBM memasuki Gaza pekan ini. Mereka menyambut baik hal tersebut. Namun mereka menegaskan, suplai BBM tersebut masih sangat minim dibandingkan yang dibutuhkan penduduk Gaza.
"Badan-badan PBB dan mitra kemanusiaan tidak dapat melebih-lebihkan urgensi momen ini: bahan bakar harus diizinkan masuk ke Gaza dalam jumlah yang cukup dan konsisten untuk mendukung operasi penyelamatan jiwa," kata ketujuh badan PBB.