Adab-Adab dalam Perjalanan Haji ke Tanah Suci

5 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandahlawi dalam kitabnya Fadilah Haji menuliskan sejumlah adab haji yang bisa dijalankan oleh jamaah selama menjalankan ibadah. Yaitu:

1. Bersegera Tunaikan Haji

Aapabila Allah SWT telah memberi taufiq kepada seseorang untuk menunaikan ibadah haji fardu atau fasilitas dan keperluan untuk menunaikan haji sunnah telah tersedia hendaknya bersegera menyempurnakan niat itu. Khususnya haji fardhu, jangan sampai diakhirkan karena suatu udzur kecil.

"Karena syaitan pada saat itu memasukkan khayalan-khayalan yang sia-sia ke dalam hati dan mengingatkan keperluan yang tidak dibutuhkan pada waktu itu ia juga memasukkan berbagai macam was-was di dalam hati," katanya.

Sholatlah istikharah ketika hendak melakukan perjalanan haji. Bukan istikharah untuk hajinya, karena haji adalah amal baik sedangkan amal baik tidak perlu di istikharah. Akan tetapi karena perjalanan ini sangat penting sedangkan jalan pun penuh risiko hendaknya melakukan istikharah untuk menentukan kapan berangkatnya, lewat jalan mana, naik pesawat apa, dan sebagainya. 

Jabir ra berkata Rasulullah SAW mengajarkan kepada kami istikharah dengan penuh perhatian sebagaimana perhatiannya dalam mengerjakan ayat Alquran kepada kami supaya kami hafal. Beliau bersabda, "Bila menghadapi masalah penting maka shalatlah dua rakaat kemudian bacalah doa istikharah."

3. Mengetahui Masalah Haji

Ibnu Amirilhaj menulis yang paling penting diketahui adalah masalah-masalah yang sering muncul sebelum berangkat haji, setelah berangkat haji, dan ketika menunaikan haji. Sesungguhnya belajar ilmu itu diwajibkan oleh Rasulullah SAW atas setiap orang. Oleh karena itu penting sekali mengetahui fardhu haji, sunah-sunahnya perkara-perkara yang diharamkan ketika haji dan yang dimakruhkan.

Masalah haji dapat diketahui melalui membaca beberapa kitab. Syekh Maulana merekomendasikan tiga kitab yang mesti dibaca oleh jamaah haji, yakni Zubdatul Manasik yang disusun oleh Maulana Rasyid Ahmad Ganggohi, Ziyaratul Haramain susunan Maulana Asyiq Ilahi, dan Mualimul Hujjaj karya Maulana Said Ahmad, mufti madrasah Madzirul Ulum.

"Dan kalau ada kitab lain yang disusun oleh ulama tepercaya dan mudah diperoleh hendaknya juga dibaca," katanya.

 4. Niat Ikhlas

Janganlah berniat untuk ditunjukkan kepada orang lain (Riya) atau supaya dipanggil gelar haji atau untuk rekreasi. Pergi haji hendaknya dengan niat yang ikhlas semata-mata mencari Ridha Allah

Fungsinya teman yang baik (shalih) ini ketika lupa melakukan satu amal, ia akan mengingatkan kita dan mendorong kita untuk melakukannya. Jika kita bermalas-malasan dalam suatu amal, ia akan membangkitkan semangat kita, jika kita merasa takut dia akan menanamkan keberanian dalam diri kita, jika tertimpa kesusahan, ia akan mendorong kita untuk bersabar. 

"Bila teman itu orang alim, maka itu lebih baik karena ia akan menolong kita dengan menerangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan haji," katanya.

Carilah harta yang halal dan tidak syubhat untuk biaya menunaikan haji. Haji yang dikerjakan dengan harta yang haram, baik melalui riba atau mengambil harta orang lain dengan cara yang zalim walaupun kewajiban haji telah gugur. Karena jika haji menggunakan harta haram atau riba hajinya itu tidak akan makbul.

Misalnya bila di tangannya ada harta orang lain yang diambil dengan jalan ke zaliman hendaknya dikembalikan. Bila pernah menzalimi orang lain hendaknya meminta maaf, khususnya minta maaf kepada orang yang kita selalu berbicara dengannya atau saling berkomunikasi. Bila mempunyai utang hendaknya ditunaikan terlebih dulu atau menyiapkan uang untuk membayar utang.

Bila ada amanat orang lain di tangannya hendaknya dikembalikan atau menyerahkannya kepada orang yang bisa dipercaya dengan persetujuan orang yang mempunyai amanat itu. Orang-orang yang menjadi tanggung jawab seperti istri dan anak-anak kecil hendaknya disediakan keperluannya dalam jangka waktu sampai ia kembali.

sumber : Dok Republika

Read Entire Article
Politics | | | |