Agama Penduduk Kashmir dan Persentasenya

5 hours ago 2

loading...

Anak-anak di Kashmir sudah mulai kembali bersekolah. Foto/X/@basiitzargar

ISLAMABAD - Kashmir merupakan sebuah kawasan yang kaya akan sejarah, budaya, dan keberagaman agama. Penduduk wilayah ini menganut berbagai agama atau kepercayaan yang berbeda, namun mayoritas adalah pemeluk Islam.

Kashmir terletak di perbatasan antara India, Pakistan, dan China. Sejak lama, wilayah ini menjadi sorotan dunia karena konflik geopolitiknya.

Terlepas dari itu, Kashmir juga dikenal karena keragaman masyarakat yang mendiami setiap bagiannya, termasuk soal masalah agama. Lebih jauh, simak ulasannya berikut.

Agama Penduduk Kashmir dan Persentasenya

Mayoritas penduduk Kashmir adalah Muslim. Keberadaannya terdiri dari aliran Sunni yang menjadi mayoritas, serta Syiah sebagai minoritas signifikan.

Melansir Refworld, lebih dari 90 persen penduduk Kashmir beragama Islam. Sementara itu, populasi Hindu di sini terbilang sangat kecil dan hanya berkisar antara beberapa persen saja.

Melihat ke belakang, Hindu di Kashmir sebenarnya pernah menjadi minoritas yang signifikan. Akan tetapi, keberadaannya mulai menghilang setelah eksodus massal pada 1990-an akibat konflik bersenjata di wilayah terkait.

Jumlah pemeluk Hindu di Kashmir berbanding terbalik dengan wilayah Jammu. Berbeda dengan penduduk Kashmir, orang-orang di Jammu didominasi pemeluk Hindu.

Selain Islam dan Hindu, ada sebagian kecil penduduk Kashmir yang menganut kepercayaan lain. Di antaranya seperti Buddha.

Berstatus sebagai kelompok terbesar ketiga di Kashmir, pemeluk Buddha didominasi orang-orang Ladhaki. Sebagian dari mereka umumnya tinggal di wilayah Ladakh.

Baca Juga: Konflik India Pakistan Diciptakan Menjadi Perang Abadi

Apa itu Konflik Kashmir?

Konflik Kashmir menjadi salah satu sengketa teritorial terlama di dunia. Pertikaiannya berakar pada pembagian India Britania pada 1947.

Wilayah Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim menjadi rebutan antara India dan Pakistan. Konflik ini telah memicu setidaknya tiga perang besar termasuk eskalasi terbaru pada Mei 2025.

Read Entire Article
Politics | | | |