REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Bulog Kanwil Jawa Barat (Jabar) menyalurkan Cadangan beras pemerintah sebagai bantuan pangan untuk masyarakat serentak di seluruh wilayah Provinsi Jabar, mulai tanggal 30 Oktober 2025. Saat ini, Program Bantuan Pangan Tahap II tersebut masih berjalan.
Menurut Pemimpin Wilayah Perum BULOG Jabar, Nurman Susilo, pihaknya telah menyalurkan bantuan pangan beras kepada sekitar 3,3 juta penduduk Jabar. Penerima manfaat, menerima sebanyak 20 Kg Beras dan 4 Liter Minyak Goreng pada penyaluran Bantuan Pangan Tahap II.
"Masyarakat Jabar, tidak perlu khawatir dan panik akan kelangkaan beras di wilayah Jabar. Karena, stok Bulog Jabar sangat mencukupi kebutuhan masyarakat hingga memasuki masa panen raya di tahun depan," ujar Nurman, Jumat (5/12/2025).
Nurman menjelaskan, program bantuan pangan merupakan instrumen pemerintah dalam mengelola cadangan beras milik pemerintah yang diharapkan bisa meringankan beban kebutuhan penerima. Serta, dapat menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen.
Berdasarkan proyeksi data BPS pada 2025, jumlah penduduk Jabar 50.759.000 jiwa dengan konsumsi 79,08 Kg/kapita/tahun. Maka, konsumsi beras dalam setahun setara 4.014.022 ton. Dengan demikian rata-rata konsumsi beras per bulan setara 334.502 ton. Dengan panyaluran Banpang alokasi Oktober-November sebesar 66.850 ton dan penyaluran sphp sekitar 59.585 ton, maka Perum Bulog telah menggelontorkan beras sebesar 126.435 ton atau setara 37,80 persen dari tingkat konsumsi rata-rata per bulan di Jabar.
Dengan adanya penyaluran Banpang dan SPHP, kata Nurman, diharapkan akan memberikan dampak multiplier terhadap stabilisasi harga beras menjelang akhir 2025. Karena, simultan terjadi intervensi yaitu Penyaluran Banpang (intervensi sisi permintaan pasar) dan Penyaluran SPHP (intervensi sisi pasokan pasar). "Harga beras yang stabil diharapkan memberikan kontribusi terhadap pengendalian inflasi pada tingkat yang diharapkan pemerintah," katanya.

2 hours ago
2






































