REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski bantuan logistik mulai berdatangan untuk warga terdampak banjir di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, kebutuhan obat-obatan khusus untuk balita masih belum terpenuhi. Pantauan Republika di lokasi pengungsian di SDN 01 Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur masih banyak menggelar tikar hingga kardus untuk beristirahat di lorong sekolahan itu.
Kebanyakan memang tampak balita yang berseliweran bermain dengan teman-temannya. Eliya (42), warga RT 06 RW 05, menyebut ada lebih dari 50 balita dan lansia di lingkungannya yang ikut terdampak banjir sejak Ahad (6/7/2025) dini hari. Menurutnya, meskipun bantuan makanan dan cemilan anak sudah tersedia, namun hingga Senin (7/7/2025), belum ada distribusi obat-obatan khusus untuk anak-anak.
“Pampers, biskuit, cemilan buat balita sudah ada. Tapi kalau obat-obatan, belum ada yang khusus buat anak. Baru yang dewasa saja,” ujarnya.
Eliya juga mengungkapkan, dalam kondisi darurat seperti ini, kebutuhan dasar balita bukan hanya makanan, tetapi juga vitamin, obat penurun panas, hingga antiseptik anak. “Semalam saja ada dua orang anak demam,” katanya.
Sementara itu, Ketua RT/RW 013-04 Sanusi (58) mengatakan banjir dimulai dari hari Ahad pukul 03.00 WIB dini dan puncak ketinggian di hari Ahad Pukul 08.00 WIB dimana ketinggian airnya mencapai 2 meter. "Sampai saat ini sisanya tinggal 50 cm saja sih," katanya.
Menurut Sanusi, ketika banjir terjadi, para balita dan lansia sudah diungsikan. Namun masih menyisakan sejumlah warga yang bertahan di lantai dua rumah-rumah terdampak banjir dan menunggu untuk dievakuasi.
"Tinggal sisa-sisanya tuh di lantai 2 begitu banjir udah besar baru sudah evakuasi pada ke gedung SD itu," katanya.
Pihaknya juga mengatakan hingga kini warga sudah banyak mendapatkan bantuan pangan hingga akses kesehatan. Bantuan itu datang dari PMI maupun pemprov DKI jakarta.
Menurut Sanusi, banjir serupa pernah terjadi pada bulan Maret lalu, dengan ketinggian air bahkan mencapai hampir empat meter. Ia menilai banjir yang terjadi bukan hanya karena hujan lokal, tetapi juga kiriman air dari kawasan hulu seperti Bogor.
“Enggak, 2 hari 3 hari hujan di sini nggak banjir. Kita kan masih menunggu juga dari janji-janji Gubernur sebelumnya Sehingga saat ini Pak Pramono pun menjanjikan, kita tunggu aja sih,” ucapnya.
Kini, warga berharap janji normalisasi sungai yang pernah dilontarkan Gubernur DKI Jakarta saat ini, Pramono Anung, bisa segera direalisasikan. "Harapan kita semua di sini, janji gubernur cepat realisasi saja sih. Sudah jenuh juga. Kita bosan dengan banjir ini karena kalau kita hitung-hitung dari tahun 2020, makin kemari makin banyak banjir," katanya.
sumber : Antara