REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Banyak keuntungan yang didapat dari anak shaleh. Karena itu, setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi pribadi yang shaleh.
Syekh Nada Abu Ahmad dalam Berkah Anak Shalih mengatakan, anak shaleh menjadi penyejuk pandangan kedua orang tuanya. Keduanya menjadi tenteram dengan baktinya dan berbahagia dengan kepatuhannya.
Anak akan merawat mereka bedua apabila sakit dan melayani keduanya apabila lanjut usia. Anak shaleh memberikan nafkah kedua orang tuanya apabila membutuhkan.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
إِنَّ مِنْ أَطْيَبِ مَا أَكَلَ الرَّجُلُ مِنْ كَسْبِهِ وَوَلَدُهُ مِنْ كَسْبِهِ
“Sesungguhnya sebaik-baik yang dimakan oleh seseorang adalah dari hasil usahanya. Anak itu adalah hasil usaha orang tua.” (HR. Abu Daud / An-Nasai)
Dalam riwayat lain disebutkan,
وَلَدُ الرَّجُلِ مِنْ كَسْبِهِ مِنْ أَطْيَبِ كَسْبِهِ فَكُلُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
“Anak seseorang itu adalah hasil dari usahanya, itu adalah sebaik-baik usahanya. Maka makanlah dari harta mereka.” (HR. Abu Daud)
Mengenai hadits ini, Ibnu Qudamah Al-Maqdisi menyatakan dalam Al-Mughni, orang tua boleh mengambil harta anaknya asalkan memenuhi dua syarat. Yaitu, tidak memusnahkan harta dan tidak memudaratkan anak, juga bukan mengambil yang jadi kebutuhan penting anaknya. Kemudian, tidak boleh mengambil harta tersebut dengan tujuan untuk memberikan pada yang lain.