Cara Rasulullah Menyayangi Pembenci

7 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat yang paling dekat dengan Nabi Muhammad SAW. Ia juga termasuk yang paling awal mengikuti dakwah Rasulullah SAW dan menerima Islam.

Di sepanjang hayatnya, sosok yang lahir dengan nama Abdullah itu ingin terus meniru teladan Nabi SAW. Sesudah wafatnya Rasulullah dan dirinya diangkat menjadi khalifah, keinginan itu pantang surut.

Suatu ketika, Abu Bakar bertanya kepada putrinya yang juga seorang istri Rasulullah SAW, 'Aisyah. "Adakah satu kebiasaan Nabi SAW yang mungkin belum kutiru?"

Setelah merenung sejenak, 'Aisyah pun teringat. Ada satu kebiasaan Rasulullah SAW yang belum pernah dijalani ayahnya.

'Aisyah menceritakan, setiap pagi dan sore Rasulullah SAW selalu pergi ke sudut pasar Madinah. Di sana, ada seorang nenek yang beragama Yahudi.

Bukan hanya tua renta. Nenek itu pun buta dan tak punya gigi lagi. Kepada orang tua itu, Nabi SAW selalu memberikan makan dan menyuapinya.

Tindakan ini mungkin tampak "biasa." Akan tetapi, nenek buta ini tidak pernah sekalipun membiarkan orang-orang di pasar mendekatinya, kecuali ia akan berkata mencaci-maki Rasulullah SAW.

Nenek ini menganggap, Muhammad SAW adalah orang yang paling jahat di dunia. Selain itu, nenek ini juga berkata kepada orang-orang bahwa Muhammad-lah penyebab peperangan antarsuku karena sudah mengganti keyakinan nenek moyang mereka dengan Islam. Karena itu, ia ingin agar orang-orang menjauhi Rasulullah SAW.

Lantaran buta, si nenek tak mengetahui bahwa yang setiap hari memberinya makan dan menyuapinya itu justru adalah Rasulullah SAW, orang yang paling dibencinya.

Walaupun dibenci dan dicaci-maki oleh si nenek, Rasul SAW tak pernah marah. Dengan telaten, setiap hari beliau selalu menghaluskan makanan sebelum diberikan kepada nenek tersebut. Dengan begitu, wanita tua ini bisa langsung menelan makanan yang sudah lunak tanpa perlu dikunyah.

Selesai makan, si nenek selalu berpesan kepada pria baik hati ini agar "berhati-hati bila bertemu dengan Muhammad."

Kini, Abu Bakar ingin meniru perilaku Nabi SAW tersebut. Ia lantas mendatangi sudut pasar Madinah. Tampaklah si nenek buta yang dideskripsikan 'Aisyah.

Abu Bakar mengucapkan salam, dan memberikannya makanan. Namun, baru satu suapan makanan itu diberikan, si nenek marah-marah.

"Siapa kamu!? Makanan ini sangat kasar. Engkau pasti orang lain dan bukan orang yang biasa menyuapiku!” katanya.

Read Entire Article
Politics | | | |