REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI - Pemerintah Kota Cimahi, Jawa Barat menetapkan status tanggap darurat sampah. Status darurat ini ditetapkan menyusul meningkatnya volume sampah usai Idul Fitri 2025 H yang mencapai lebih dari 570 ton.
“Penumpukan sampah di berbagai lokasi menciptakan tantangan serius bagi kebersihan kota. Sampah tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga berdampak pada kesehatan masyarakat,” ujar Wali Kota Cimahi Ngatiyana di Cimahi, Rabu (23/4/2025).
Menurutnya, penumpukan sampah terjadi akibat penurunan pengelolaan di tingkat rumah tangga serta terbatasnya kuota pembuangan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Bandung Barat.
Akibatnya, beberapa TPS mengalami kelebihan kapasitas, yang berisiko menimbulkan pencemaran udara, penyumbatan saluran air, dan peningkatan potensi penyebaran penyakit.
“Kami menunjukkan komitmen bersama dalam membersihkan lingkungan kita. Sampah tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga berdampak pada kesehatan masyarakat,”ujarnya.
Oleh karena itu, Ngatiyana mengatakan Pemkot Cimahi menggelar kegiatan pembersihan sampah secara massal selama sepekan, mulai 21 hingga 27 April 2025.
Dalam aksi tersebut, seluruh armada pengangkut sampah dikerahkan, didukung unsur TNI, Polri, Satpol PP, hingga tokoh masyarakat.
“Sebanyak 16 truk kami kerahkan khusus untuk mengangkut sampah di TPS Cibeber hari ini. Ini langkah awal menuju Cimahi bebas sampah,” kata Ngatiyana.
Untuk solusi jangka panjang, kata dia, Pemkot Cimahi tengah mengembangkan sistem pengolahan berbasis teknologi, seperti pembangunan unit insinerator dan mesin pemilah sampah.
“Teknologi ini diharapkan dapat mengolah sampah menjadi residu bernilai guna, seperti paving block, sekaligus mengurangi ketergantungan pada TPA,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi Chanifah Listyarini mengatakan pihaknya mengajak seluruh warga untuk aktif memilah sampah rumah tangga.
Menurut dia, pihaknya akan melibatkan sekitar seribu petugas gerobak sampah di seluruh kelurahan dalam proses sosialisasi dan pelatihan pemilahan sampah.
“Kami akan menerapkan prinsip ‘no pilah, no angkut’. Jika sampah tidak dipilah, kami tidak akan mengangkutnya,” kata Chanifah.
sumber : Antara