Dari Gaza, Doa-Doa Mengalir untuk Sumatera

3 hours ago 4

Oleh Muhammad Rabah dari Gaza

REPUBLIKA.CO.ID,  GAZA – Di tengah deru perang yang tak kunjung mereda, dari kota yang luluh lantak dan terkepung, doa-doa hangat justru mengalir jauh hingga ke Indonesia. Warga Kota Gaza, yang sehari-hari bergulat dengan kehancuran, menyampaikan solidaritas mendalam bagi masyarakat Indonesia yang tengah berduka akibat bencana banjir mematikan.

Zuhair Dawla, salah satu warga Gaza, menyampaikan ungkapan belasungkawanya dengan suara bergetar. “Dari sini, dari jantung Gaza yang hancur dan dikepung, kami mengirimkan cinta dan solidaritas terdalam kepada rakyat Indonesia,” ujarnya. 

“Kami berdoa agar Allah merahmati para korban jiwa dan menyembuhkan yang terluka.”

Bagi Zuhair, kabar duka dari Indonesia menghadirkan empati yang begitu kuat. Gaza sendiri baru saja diguyur hujan dan badai yang membanjiri tenda-tenda pengungsian. “Setelah rentetan pengeboman dan penghancuran, kini hujan merobohkan tenda dan membuat ribuan orang kembali kehilangan tempat tinggal,” katanya lirih.

Suara duka juga datang dari Maryam Da’bala. Ia menuturkan belasungkawa tulus kepada pemerintah dan rakyat Indonesia. “Kami di Gaza merasakan duka yang sama. Di tengah musim dingin yang semakin menusuk dan kondisi yang tragis, kami pun terancam oleh banjir,” ujarnya.

Ucapan solidaritas warga Gaza untuk warga terdampak banjir dan longsor di Sumatera. (Muhammad Rabah/Dok Republika)

Ashraf Hajjaj menyampaikan rasa terima kasih yang tak pernah padam kepada masyarakat Indonesia. “Duka cita kami sampaikan kepada saudara-saudari di Indonesia yang selama bertahun-tahun selalu berada di sisi rakyat Palestina,” ucapnya. 

Indonesia, menurut Ashraf, telah memberi dampak nyata melalui bantuan kemanusiaan, layanan, hingga beasiswa bagi warga Gaza. “Dari Gaza, kami panjatkan doa untuk rahmat bagi para korban dan kesembuhan bagi yang terluka.”

Nada serupa disampaikan Lina Skeik. Ia menegaskan bahwa hubungan emosional antara Gaza dan Indonesia bukanlah hal baru. “Rakyat Indonesia selalu ada untuk Palestina—melalui lembaga kemanusiaan, donasi, kampanye solidaritas, hingga pergerakan masyarakat sipil,” ungkap Lina. “Hari ini, Gaza berdiri bersama Indonesia dalam duka yang sama.”

Faten Hindawi, yang kini tinggal di tenda pengungsian, juga menyampaikan belasungkawa. “Kami di Gaza merasakan pedihnya kehilangan. Musim dingin datang, kami hidup di bawah tenda, tapi hati kami bersama saudara-saudara di Indonesia,” katanya.

Tak ketinggalan, Mohammad Harara turut menyampaikan pesan dukungan.

“Kami tahu bagaimana rasanya menghadapi bencana, penderitaan, dan dinginnya malam tanpa rumah,” ujarnya. “Kami mendoakan keselamatan bagi kalian. Semoga Allah melindungi Indonesia.”

Pesan solidaritas juga disampaikan oleh Mohammad Tafesh.“Saya mengirimkan belasungkawa terdalam kepada saudara-saudara di Indonesia. Semoga Allah merahmati para korban dan menguatkan keluarga yang ditinggalkan,” ucapnya.

Di tengah perang dan keterbatasan, suara-suara dari Gaza itu menjelma menjadi jembatan empati. Mereka yang hidup dalam kepedihan justru mengulurkan doa, menunjukkan bahwa kemanusiaan selalu menemukan jalannya—meski dari wilayah yang paling terluka sekalipun.

Read Entire Article
Politics | | | |