REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjanjikan bakal menambah dana abadi pendidikan di hadapan seribu peneliti yang hadir pada acara Konvensi Sains, Teknologi dan Industri (KSTI) 2025 di Gedung Sabuga Bandung, Kamis (8/8/2025). Ia menyebut dana abadi pendidikan saat ini telah mencapai Rp 154 triliun.
"Tahun 2025 kami juga ingin melaporkan kepada para pemimpin, intelektual, peneliti dan seluruh pegiat di dalam sains dan teknologi bahwa negara Indonesia sekarang memiliki yang disebut dana abadi pendidikan sampai Rp 154,1 triliun," ujar Sri Mulyani saat memberikan sambutan, Kamis (8/8/2025).
Sri mengaku menjadi orang yang memulai melahirkan dana abadi pendidikan pada 2009 silam dengan angka Rp 1 triliun. Terdapat dua alasan motivasi yang membuat dirinya menggulirkan agar terdapat dana abadi pendidikan.
Alasan pertama, Sri Mulyani menyebut untuk memastikan bahwa anggaran 20 persen untuk pendidikan di APBN tidak terbuang percuma. Ia menyebut apabila anggaran tidak terbelanjakan maka harus menjadi dana abadi.
"Waktu itu motivasinya ada dua, make sure bahwa anggaran 20 persen di dalam APBN yang diamanatkan konstitusi tidak wasted," katanya.
Ia menyebut banyak sekolah yang tidak mengetahui cara menggunakan anggaran sehingga digunakan untuk yang tidak perlu. Sedangkan alasan kedua yaitu saat menjadi Menteri Keuangan tahun 2006 merasa minder karena banyak orang Indonesia yang tidak mampu sekolah di universitas terbaik di dunia.
Sri mengatakan, banyak menteri keuangan di lingkungan ASEAN yang membanggakan stafnya belajar di kampus terbaik di dunia. Sedangkan saat itu tidak ada orang Indonesia atau anak buahnya yang belajar di kampus tersebut.
Sri Mulyani pun memiliki keinginan mengirim orang Indonesia untuk belajar di kampus terbaik di dunia. Namun, permasalahannya saat itu terkendala dengan biaya. "Saya ingin melaporkan kepada bapak-ibu sekalian, Rp 154,11 triliun kalau tahun ini ditambah dengan yang lain Rp 20 triliun akan menjadi Rp 175 triliun," kata dia.
Ia menyebut dana abadi pendidikan yang ada sebesar Rp 126,12 triliun untuk pendidikan, Rp 12,99 triliun untuk penelitian, dana abadi perguruan tinggi Rp 10 triliun dan dana abadi kebudayaan Rp 5 triliun. "Dengan dana abadi tersebut, Rp 670 ribu anak-anak Indonesia telah menerima manfaat. 32.000 menerima manfaat dalam bentuk beasiswa belajar, 55.586 alumni dan 538.000 penerima beasiswa," kata dia.
Selain itu, ribuan alumni berasal dari kampus terbaik di dunia. Ia menambahkan pihaknya berharap agar konvensi yang digelar meningkatkan kerjasama antara akademisi, industri dan pemerintah. Sehingga membentuk ekosistem yang meningkatkan produktivitas melalui sains dan teknologi.