Ekonomi Indonesia Tak Sampai 5%, Pemerintah Bakal Bagi-bagi Bansos

3 hours ago 1

loading...

Pemerintah menyiapkan bansos untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA - Pemerintah menyiapkan stimulus untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi setelah pertumbuhan Kuartal I-2025 tercatat hanya sebesar 4,87% di bawah target 5%. Salah satunya dengan menyalurkan bantuan sosial (bansos) dan pencairan gaji ke-13 aparatur sipil negara (ASN) guna mendorong daya beli masyarakat.

"Kami akan menyalurkan bansos Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Sembako pada Mei-Juni, serta mencairkan gaji ke-13 ASN. Ini diharapkan bisa memacu konsumsi domestik," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam siaran pers, dikutip Selasa (6/5).

Baca Juga: 7,28 Juta Orang Indonesia Jadi Pengangguran per Februari 2025

Pemerintah akan fokus pada empat strategi utama, yaitu peningkatan konsumsi rumah tangga, stimulus fiskal, percepatan investasi, dan akselerasi belanja pemerintah. Selain bansos, pemerintah memberikan insentif fiskal untuk sektor properti, otomotif, dan industri padat karya. Stabilisasi harga pangan juga terus dipantau untuk menjaga inflasi.

Di sisi investasi, pemerintah membentuk Satgas Perluasan Lapangan Kerja, menyederhanakan perizinan melalui Inpres Deregulasi, dan merevisi Perpres Bidang Usaha Penanaman Modal (BUPM). Kredit Investasi untuk industri padat karya serta penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga dipercepat.

"Kami berkomitmen menciptakan iklim investasi yang lebih baik melalui deregulasi dan efisiensi birokrasi," ujar Airlangga.

Pemerintah menargetkan penyerapan belanja negara lebih cepat dari biasanya untuk mendorong efek berganda (multiplier effect) pada pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Breaking News: Ekonomi Indonesia Cuma Tumbuh 4,87% di Kuartal I-2025

Selain itu, pemerintah mengantisipasi dampak kebijakan proteksionisme global, termasuk potensi kebijakan Trump 2.0 di AS, dengan memperluas pasar ekspor melalui negosiasi tarif dan penyelesaian perjanjian Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU-CEPA). "Keanggotaan Indonesia di BRICS dan proses aksesi OECD memperkuat posisi kita di kancah global," kata Airlangga.

Menurut Airlangga pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal I-2025 masih lebih tinggi dibandingkan sejumlah negara, seperti Singapura 3,8%, Malaysia 4,4%, AS 2%, dan Uni Eropa 1,2%. Sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi 10,52%, diikuti jasa lainnya 9,84%.

"Fundamental ekonomi kita kuat, tapi kami tetap waspada terhadap perlambatan global, termasuk proyeksi IMF bahwa pertumbuhan dunia hanya 2,8% di 2025," jelas Airlangga.

(nng)

Read Entire Article
Politics | | | |