Hidup Sejalan dengan Alquran

3 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran adalah petunjuk universal bagi seluruh umat manusia hingga hari kiamat kelak. Umat Islam meyakini dengan sepenuh hati, kitab Allah ini adalah cahaya yang menerangi jalan kehidupan.

Meniti kehidupan di dunia ini agar sejalan dengan tuntunan Alquran adalah salah satu amanah bagi tiap manusia. Dan, amanah ini sangatlah berat.

Saking beratnya, gunung akan hancur berkeping-keping karena takut atas konsekuensinya. Allah SWT berfirman:

لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰنَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَيْتَهٗ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِۗ وَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ

"Seandainya Kami turunkan Alquran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah karena takut kepada Allah. Perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir" (al-Hasyr: 21).

Dalam kitab Bahrul Muhiith disebutkan, maksud ayat ini adalah celaan kepada manusia yang telah keras hatinya. Jenis insan ini tidak terpengaruh hatinya oleh ajaran Alquran.

Jika gunung yang kokoh saja tunduk dan patuh kepada Alquran, tentu manusia harus lebih tunduk lagi kepada Kitabullah ini.

Dengan mengaku diri sebagai Muslimin, sudahkah kita tunduk dan patuh kepada ajaran Alquran? Apakah ketika dibacakan Alquran, kita sudah menundukkan diri, merenungi isinya, dan kemudian berusaha untuk mengamalkan ajarannya?

Ataukah justru kita mengingkari dan bahkan berusaha mengganti hukum-hukum syariat, sebagaimana yang terkandung dalam Alquran?

sumber : Hikmah Republika oleh Harry Moekti (1957-2018)

Read Entire Article
Politics | | | |