Presiden Donald Trump berbicara dalam acara pengumuman tarif baru di Rose Garden Gedung Putih, Rabu, 2 April 2025, di Washington.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Indonesia menyatakan keseriusannya dalam merespons kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan Amerika Serikat (AS). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tim Indonesia telah berada di Washington untuk mengikuti proses negosiasi bersama negara-negara lain, seperti India, Jepang, Uni Eropa, Vietnam, dan Malaysia.
“Indonesia sangat serius untuk merespons tarif (resiprokal) ini,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (3/7/2025).
Ia menambahkan, pemerintah telah menyampaikan posisi Indonesia secara tertulis dan melakukan pembahasan langsung dengan Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), Departemen Perdagangan, serta Departemen Keuangan AS.
Menteri Perdagangan Budi Santoso sebelumnya menyebut negosiasi dengan AS belum mencapai kesepakatan terkait tarif resiprokal sebesar 32 persen.
“Yang masih kita tunggu adalah dengan Amerika, yang belum deal dan sebagainya. Jadi nunggu waktu, di negara lain juga belum deal semua,” ujar Budi, Rabu (2/7/2025).
Ia berharap proses negosiasi dapat berlangsung lancar sebelum tenggat waktu pada 8 Juli mendatang. Meski demikian, pemerintah tetap menyiapkan langkah antisipatif jika diplomasi tidak mencapai hasil yang diharapkan.
Budi menambahkan, hubungan dagang Indonesia-AS sejauh ini cukup kuat dan saling membutuhkan. AS juga tercatat sebagai penyumbang surplus perdagangan terbesar bagi Indonesia, yakni sebesar 7,08 miliar dolar AS. India berada di urutan kedua dengan 5,3 miliar dolar AS, diikuti Filipina sebesar 3,69 miliar dolar AS.
Untuk menjaga surplus tersebut, Kementerian Perdagangan telah mengidentifikasi sejumlah komoditas unggulan yang berpotensi diekspor ke pasar AS.
sumber : Antara