REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan ajang pameran Jakarta Fair Kemayoran (JFK) 2025 resmi ditutup pada Ahad (13/7/2025). Selama 25 kegiatan itu digelar, total ada hanpir 6 juta pengunjung dan datang dan mencatatkan nilai transaksi mencapai Rp 7,4 triliun.
Wakil Gubernur (Wagub) Jakarta Rano Karno memgatakan, capaian ini menjadi indikator positif kondisi perekonomian ibu kota. Menurut dia, catatan nilai transaksi yang cukup besar itu menandakan kondisi perekonomian di Jakarta masih stabil.
“Ini membuktikan bahwa secara ekonomi, Jakarta dalam kondisi baik-baik saja. Mudah-mudahan tahun depan akan lebih besar,” kata dia, dikutip Republika pada Senin (14/7/2025).
Ia mengapresiasi PT Jakarta International Expo (JIExpo) selaku penyelenggara, serta seluruh sponsor, mitra, dan panitia pelaksana atas suksesnya kegiatan ini. Selain itu, ia juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Jakarta dan sekitarnya yang telah berpartisipasi aktif meramaikan Jakarta Fair sebagai agenda rutin tahunan.
“Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi menyukseskan penyelenggaraan Jakarta Fair 2025. Terima kasih juga kepada warga Jakarta dan pengunjung dari berbagai daerah yang telah memeriahkan acara ini. Tahun depan, Jakarta Fair akan kembali digelar selama satu bulan penuh,” kata dia.
Ia menyebutkan, ajang itu melibatkan lebih dari 1.500 stan ikut ambil bagian, yang di antaranya adalah ratusan pelaku UMKM dan berbagai sektor industri dari seluruh Indonesia. Menurut dia, kehadiran mereka tidak hanya memperkuat posisi Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional, tetapi juga menegaskan komitmen transformasi Jakarta sebagai kota global yang inklusif, kompetitif, dan terbuka terhadap investasi serta promosi produk lokal.
Meskipun sukses, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta akan tetap melakukan evaluasi, khususnya terkait harga tiket. Pasalnya, terdapat masukan dari masyarakat agar aksesibilitas dapat ditingkatkan, terutama pada akhir pekan.
“Kami menerima berbagai masukan, salah satunya mengenai harga tiket yang dinilai tinggi, terutama di akhir pekan. Hal ini akan kami evaluasi untuk pelaksanaan tahun depan,” ujar Rano.
Ia berharap Jakarta Fair terus berkembang tidak hanya sebagai ajang hiburan dan promosi. Lebih dari itu, kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi ruang kolaboratif untuk pemberdayaan UMKM, promosi budaya, serta penguatan daya saing Jakarta di kancah nasional dan internasional.
“Mari kita terus jadikan Jakarta Fair sebagai ruang bertumbuh yang selaras dengan semangat menjadikan Jakarta sebagai kota global yang tangguh secara ekonomi, unggul dalam inovasi, dan kaya dalam keberagaman budaya,” kata dia.