Jangan Remehkan Krisis Iklim, Gelombang Panas di Eropa Tewaskan Delapan Orang

7 hours ago 3

Gelombang panas di Eropa menewaskan delapan orang.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Gelombang panas ekstrem yang melanda Eropa telah menewaskan sedikitnya delapan orang di tiga negara. Lonjakan suhu juga memicu kebakaran hutan, gangguan layanan publik, hingga penutupan reaktor nuklir di Swiss.

Di Spanyol, kebakaran hutan merenggut dua nyawa di Catalonia dan dua lainnya dilaporkan tewas di Extremadura serta Cordoba. Pemerintah menyatakan kobaran api sempat melahap ladang pertanian dan lahan seluas 40 kilometer persegi sebelum akhirnya berhasil dipadamkan.

Prancis mencatat dua kematian akibat suhu ekstrem, sementara 300 orang lainnya dirawat di rumah sakit. Menteri Kesehatan dan Keluarga Catherine Vautrin menyebut kelompok rentan, terutama lansia, menjadi yang paling terdampak.

“Dalam beberapa hari ke depan, kami akan melihat konsekuensinya, terutama pada kelompok masyarakat rentan dan saya pikir terutama bagi kelompok lanjut usia,” ujar Vautrin, Selasa (2/7/2025).

Italia juga mencatat dua korban jiwa, masing-masing pria berusia di atas 60 tahun yang tewas dalam insiden terpisah di pantai Sardinia. Negara itu mengeluarkan peringatan gelombang panas di 18 kota. Di Jerman, suhu diperkirakan tembus 40 derajat Celsius, tertinggi sepanjang tahun ini.

Gelombang panas juga memicu longsor di Pegunungan Alpen, Prancis, yang menyebabkan gangguan perjalanan kereta antara Prancis dan Milan.

Di Swiss, operator listrik Axpo menghentikan sementara satu unit reaktor di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Beznau karena suhu air sungai yang terlalu panas untuk proses pendinginan. Satu unit reaktor lainnya ditahan produksinya demi mencegah risiko lebih lanjut.

Para ilmuwan menyebut fenomena ini sebagai konsekuensi nyata dari krisis iklim global. Emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik industri lainnya mempercepat pemanasan atmosfer. Tahun lalu tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah pengamatan iklim.

“Panas ekstrem sedang menguji ketahanan kita dan membahayakan kesehatan serta kehidupan jutaan orang,” kata Direktur Eksekutif United Nations Environment Programme (UNEP), Inger Andersen.

Ia menambahkan, lonjakan suhu ekstrem seperti ini telah menjadi bagian dari “kenyataan baru” iklim yang tak lagi mengejutkan dunia setiap kali rekor suhu baru tercatat.

sumber : Reuters

Read Entire Article
Politics | | | |