Kembali ke Panggung Dunia: Pidato Prabowo di Sidang Umum PBB

3 hours ago 2

loading...

Puji Hartoyo, Presiden Persatuan Pelajar Islam Asia Tenggara 2014-2017. Foto/Istimewa

Puji Hartoyo
Presiden Persatuan Pelajar Islam Asia Tenggara 2014-2017

PRESIDEN Prabowo Subianto akan menghadiri dan berpidato di Sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat, Selasa 23 September 2025. Prabowo menjadi presiden kelima Indonesia yang berpidato secara langsung dalam forum bergengsi tersebut. Ini sebuah pencapaian yang luar biasa dan membanggakan bagi bangsa Indonesia.

Dalam forum itu, rencananya Prabowo akan berpidato pada urutan ketiga di sesi Debat Umum setelah Presiden Brasil dan Presiden AS. Sidang Umum PBB atau United Nations General Assembly ini sendiri merupakan salah satu perhelatan utama PBB yang menjadi forum musyawarah global dan akan dihadiri oleh anggota PBB yang kini berjumlah 193 negara.

Presiden Prabowo Subianto mencatat sejarah bagi Indonesia, sebab dia melanjutkan jejak para pendahulu bicara di forum itu yang telah menorehkan kontribusi penting bagi arah politik luar negeri Indonesia untuk dunia. Tradisi diplomasi Indonesia di kancah internasional terbilang cukup kuat dan signifikan.

Sebelum perhelatan paling fenomenal dan akbar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955. Indonesia lebih dulu memiliki kontribusi pada forum PBB di tahun 1948–1949. Melalui Prof. Soemitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo memimpin delegasi Indonesia dan menyampaikan memorandum kepada Pejabat Menteri Luar Negeri AS, Robert A. Lovett.

Memorandum itu mengecam agresi militer Belanda yang mengganggu ketertiban dunia dan mencederai legitimasi PBB. Langkah tersebut menegaskan posisi Indonesia sebagai bangsa yang sejak awal berdiri di garis depan perjuangan keadilan internasional.

Tradisi itu dilanjutkan Bung Karno pada 1960 melalui pidato berjudul “To Build the World Anew”. Pidato bersejarah tersebut mengguncang Sidang Umum PBB dengan gagasan besar tentang membangun dunia yang damai dan penuh persaudaraan. Enam dekade kemudian, pidato Bung Karno diakui UNESCO sebagai bagian dari Ingatan Kolektif Dunia, bukti bahwa gagasan Indonesia punya gaung universal.

Kini, Prabowo Subianto mendapat giliran bicara di forum itu. Dengan modal sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, posisi strategis di Indo-Pasifik, serta pengalaman panjang diplomasi damai, Indonesia berpotensi menjadi jembatan di tengah perpecahan global.

Harapan Masyarakat Internasional

Pidato Prabowo tentu diharapkana bukan sekedar membaca teks tertulis belaka. Tapi ada gagasan dan misi besar yang tersirat dalam narasi yang disampaikannya. Terlebih Prabowo sejauh ini dikenal sebagai Presiden Indonesia yang cukup argumentatif dan memiliki konsep mendalam saat berpidato dan berdialog diforum internasional.

Dalam beberapa dialog interaktif internasional misalnya seperti forum pegiat dan pengamat militer dunia The International Institute for Strategic Studies (IISS) Defense Forum 2022 di Arab Saudi dan St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia, Prabowo mendapatkan pujian dari pengamat luar negeri hingga Presiden Vladlimir Putin.

Read Entire Article
Politics | | | |