Kemendiktisaintek Luncurkan Kampus Berdampak: Dorong Perguruan Tinggi Jadi Motor Perubahan Sosial

4 hours ago 5

loading...

Dirjen Dikti Kemendiktisaintek Khairul Munadi. Foto/YouTube Kemendiktisaintek.

JAKARTA - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi ( Kemendiktisaintek ) resmi meluncurkan gerakan "Kampus Berdampak" sebagai upaya mendorong perguruan tinggi lebih dekat dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Khairul Munadi, menegaskan bahwa kampus seharusnya tidak terpisah dari realitas sosial masyarakat.

"Kita menggulirkan gerakan kampus yang berdampak. Perguruan tinggi tidak dilahirkan untuk lebih jauh dari hidup-hidup masyarakat," ujar Khairul, dalam siaran Youtube Festival Kampus Berdampak, diakses Kamis (8/5).

Menurut Khairul, perguruan tinggi harus menjadi ruang tidak hanya untuk mencetuskan gagasan, tetapi juga untuk melahirkan aksi nyata. Lewat gerakan ini, kampus didorong menjadi pusat transformasi sosial yang solutif.

"Kampus bukan hanya menumbuhkan pemikiran kritis, tetapi juga keberpihakan yang solutif," jelasnya.

Ia juga mengajak civitas akademika untuk melampaui sekadar administrasi dan batas akademik semata, dan berperan aktif sebagai mitra masyarakat dalam membangun perubahan nyata. Penilaian keberhasilan perguruan tinggi pun, menurutnya, tidak cukup hanya diukur dari publikasi atau peringkat internasional.

"Mari kita teguhkan tekad dan perkuat langkah. Karena kampus yang hebat adalah kampus yang berdampak," katanya.

Sebagai bagian dari aktualisasi Kampus Berdampak, sejumlah kerja sama dilakukan, antara lain dengan Perpustakaan Nasional melalui KKN tematik literasi dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPA) lewat program PKKMB–kampus bebas kekerasan.

Di Direktorat Kelembagaan, program ini diwujudkan melalui berbagai inisiatif seperti revitalisasi perguruan tinggi swasta, hibah sarana prasarana, peningkatan akreditasi, dan penguatan otonomi perguruan tinggi vokasi, termasuk rencana menjadikan beberapa politeknik negeri sebagai PTNBH.

Langkah lain mencakup peningkatan kualitas tata kelola dan SDM lewat pelatihan kepemimpinan akademik, internasionalisasi kampus melalui skema Kampus Berdampak Internasional dan insentif "going global", serta kompetisi nasional Kampus Berdampak.

Di Direktorat Belmawa, Kampus Berdampak meliputi program pengembangan keterampilan kerja seperti magang, penguatan organisasi mahasiswa, pengembangan wirausaha mahasiswa, hingga kompetisi nasional di bidang seni, olahraga, penalaran, dan vokasi. Juga dilakukan penguatan layanan disabilitas dan program pembelajaran luar kampus serta exposure internasional seperti ICT dan AIMS.

Sementara di Direktorat Sumber Daya, aktualisasi program mencakup peningkatan kualifikasi dosen dan tenaga kependidikan (PMDSU, Program Tut Wuri Handayani, Pra-Pasc Dosen 3T), pengembangan kompetensi melalui MOOC dan Program KILAB, pengelolaan sertifikasi dan jabatan akademik dosen, serta penguatan sarpras dan laboratorium, termasuk untuk PTN baru di daerah.

(nnz)

Read Entire Article
Politics | | | |