Kayu gelondongan bernomor dan diikat garis polisi berada di area Pesantren Darul Mukhlisin di Desa Menanggini, Aceh Tamiang, Aceh, Jumat (19/12/2025). Tumpukan gelondongan kayu masih mengepung area Pesantren Darul Mukhlisin setelah 23 hari bencana banjir bandang menimpa kawasan tersebut. Warga berharap ribuan kayu gelondongan tersebut segera dibersihkan agar aktivitas warga dan pesantren tidak terhambat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) melibatkan para pakar dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk melakukan evaluasi hingga audit lingkungan di sejumlah daerah terdampak bencana di Sumatera.
“Kami mengerahkan seluruh komponen universitas yang ada di Tanah Air untuk ngeroyok ini. Jadi kita akan mengeroyok bersama-sama, sehingga kajian sains dan teknologinya sangat tinggi,” kata Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (23/12/2025).
Hanif menargetkan proses evaluasi dan audit lingkungan tersebut dapat diselesaikan pada Maret 2026. Menurut dia, dukungan para pakar sangat dibutuhkan agar setiap kebijakan yang diambil pemerintah benar-benar berbasis kajian ilmiah yang kuat.
“Semuanya berbasis eksakta, yang kemudian pembuktiannya bisa kita lakukan secara ilmu pengetahuan,” ujar Hanif.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menyatakan evaluasi lingkungan dalam penanganan bencana di Sumatera merupakan kebutuhan strategis nasional. Ia mengapresiasi langkah KLH yang melibatkan akademisi karena dinilai mampu memastikan kebijakan berbasis sains.
Brian mengatakan pihaknya telah meminta para rektor perguruan tinggi untuk menyertakan ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti hidrogeologi, kehutanan, lingkungan hidup, teknik sipil, hingga tata ruang, untuk terlibat dalam proses evaluasi tersebut.
“Ini akan kita libatkan dalam satu tim multidisiplin. Nantinya, tim ini berada dalam arahan Kementerian Lingkungan Hidup untuk melakukan kajian dan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik, sains, dan teknologi, sehingga hasilnya seobjektif mungkin,” tutur Brian.

2 hours ago
2













































