Koperasi Merah Putih Diluncurkan, Ekonom Ingatkan Risiko Sistemik

6 hours ago 4

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi (lima kiri), Menko Pangan sekaligus Ketua Satgas Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Zulkifli Hasan (tengah) bersama tamu undangan berfoto pada acara Kick off Pelatihan Capacity Bulding SDM dan Penguatan Kelembagaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) di Mandiri Corporate University, Jakarta, Rabu (25/6/2025). Bank Mandiri menjadi lembaga keuangan pertama yang menggelar Pelatihan Capacity Bulding SDM dan Penguatan Kelembagaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dan optimistis koperasi desa memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Sebanyak lebih dari 1.300 peserta dari 150 lebih KDKMP ikut dalam pembekalan perdana secara luring dan daring yang diharapkan dapat menyiapkan kelembagaan Koperasi desa dan SDM nya lebih adaptif terhadap tantangan dan kebutuhan zaman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah menargetkan pendirian 80 ribu unit Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih hingga akhir 2025, yang akan diluncurkan pada 19 Juli 2025. Ekonom Universitas Paramadina, Ariyo Irhamna, menyebut langkah ini sebagai upaya besar yang mengafirmasi peran ekonomi rakyat berbasis kolektivitas, gotong royong, dan kemandirian usaha lokal.

“Langkah ini harus dilihat sebagai titik balik dari pendekatan kebijakan yang selama ini cenderung meminggirkan koperasi dalam arsitektur ekonomi nasional,” ujar Ariyo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (8/7/2025).

Setelah sekian lama terpinggirkan, lanjut dia, koperasi kembali mendapat ruang dalam rancangan pembangunan ekonomi bangsa. Ariyo menyampaikan koperasi sering kali hanya ditempatkan sebagai pelengkap retorika pembangunan pascareformasi, tanpa penguatan kelembagaan yang serius dan konsisten.

Ariyo menilai koperasi lebih sering dibentuk karena target program, bukan karena kebutuhan nyata di lapangan. Namun, apresiasi ini perlu dibarengi dengan dukungan teknokratik dan strategi operasional yang tepat serta dapat dieksekusi dengan kehati-hatian dalam waktu yang tidak sebentar.

“Membangun 80 ribu koperasi dalam kurun waktu kurang dari satu tahun bukan hanya ambisius, tetapi juga sangat berisiko apabila tidak disertai dengan pendekatan berbasis kualitas,” ucap Chief Economist BPP HIPMI tersebut.

Read Entire Article
Politics | | | |