Krisis Litium di China Picu Kekhawatiran Global

1 day ago 7

loading...

Peningkatan pesat kontaminasi litium di China telah memicu kekhawatiran serius di kalangan pakar kesehatan dan peneliti lingkungan. Foto/Ilustrasi dari The China Project/Alex Santafé

JAKARTA - Peningkatan pesat kontaminasi litium di Beijing telah memicu kekhawatiran serius di kalangan pakar kesehatan dan peneliti lingkungan.

Sebuah studi penting telah mengungkap kadar ion litium yang mengkhawatirkan dalam aliran darah ibu hamil dan bayi baru lahir, yang menimbulkan pertanyaan tentang risiko tersembunyi dari industri litium China yang sedang berkembang pesat.

Mengutip dari Mekong News, Kamis (17/4/2025), para ilmuwan menemukan bahwa konsentrasi litium di Beijing melebihi ambang batas aman hingga 170 persen, yang menimbulkan risiko neurologis, disfungsi tiroid, dan komplikasi perkembangan yang fatal.

Tanpa sumber kontaminasi yang jelas, spekulasi beralih ke praktik daur ulang yang buruk dan polusi industri yang terkait dengan produksi baterai litium.

Ketika pemerintah China menekan laporan tentang krisis tersebut, para ahli memperingatkan bahwa masalah ini dapat meluas ke seluruh negeri, mengancam kesehatan masyarakat, dan membayangi masa depan energi bersih.

Sebuah studi inovatif yang dipimpin para peneliti China telah mengungkap kadar konsentrasi ion litium yang mengkhawatirkan dalam darah ibu hamil dan bayi baru lahir di Beijing, yang menimbulkan kekhawatiran serius tentang kesehatan masyarakat dan keselamatan lingkungan.

Diterbitkan pada 24 Februari 2025, dalam Ecotoxicology and Environmental Safety oleh American Chemical Society, penelitian yang dipelopori Profesor Hu Long dari Akademi Ilmu Pengetahuan China menemukan bahwa kadar litium di Beijing melebihi kadar di kota-kota industri China lainnya sebanyak 20 kali lipat dan melampaui kadar di Changsha sebanyak 40 kali lipat.

Konsentrasi ini melebihi ambang batas aman 10 mikrogram per liter sebanyak 170 persen, yang menimbulkan risiko kesehatan serius, termasuk kerusakan neurologis, disfungsi tiroid, dan gangguan perkembangan yang fatal.

Penelitian yang dilakukan antara tahun 2019 hingga 2023 ini melibatkan 96 wanita hamil yang sehat di Beijing dan 297 di Changsha. Para peneliti mengumpulkan sampel darah vena dari ibu sebelum melahirkan dan darah tali pusat dari bayi setelah lahir.

Read Entire Article
Politics | | | |