Laba Raksasa Minyak Saudi Ambles 4,6%, Aramco Kantongi Rp426,7 Triliun

7 hours ago 2

loading...

Raksasa minyak milik negara Arab Saudi, Aramco mengumumkan, raihan laba di kuartal I tahun 2025 mencapai USD26 miliar atau setara Rp426,7 triliun. Foto/Dok

JAKARTA - Raksasa minyak milik negara Arab Saudi , Aramco mengumumkan, raihan laba di kuartal I tahun 2025 mencapai USD26 miliar atau setara Rp426,7 triliun (dengan kurs Rp16.412 per USD). Angka tersebut menyusut 4,6% dari tahun sebelumnya, seiring penurunan harga minyak global .

Kondisi itu melemahkan rencana pembangunan multi-triliun dolar kerajaan Arab Saudi. Aramco, yang secara resmi dikenal sebagai Saudi Arabian Oil Co., mencatatkan pendapatan sebesar USD108,1 miliar selama kuartal pertama tahun ini.

Semua itu terungkap dalam laporan perusahaan yang disampaikan di bursa saham Tadawul di Riyadh. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Aramco mencetak pendapatan USD107,2 miliar dan laba sebesar USD27,2 miliar.

Baca Juga: Tahun Baru, Harga Solar di Arab Saudi Naik 44,3% Menjadi Rp7.100 per Liter

Di sisi lain Arab Saudi telah berjanji untuk menginvestasikan USD600 miliar di Amerika Serikat (AS) selama masa jabatan Presiden Donald Trump. Diketahui Trump dijadwalkan tiba di Riyadh, pada hari Selasa untuk menjalani kunjungan luar negeri resmi pertamanya sejak dia mengambil alih Gedung Putih untuk kedua kalinya.

Trump berharap angka investasi Saudi jauh lebih tinggi yakni sekitar USD1 triliun. Sementara itu, penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman punya ambisi proyek senilai USD500 miliar untuk membangun Neom, sebuah kota futuristik yang luas di padang pasir sepanjang Laut Merah.

Kerajaan Saudi juga akan membutuhkan stadion-stadion baru dan infrastruktur yang menghabiskan puluhan miliar dolar pada tahun 2034, ketika Arab Saudi bakal menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Pengumuman hasil kuartal pertama Aramco disampaikan saat aliansi OPEC+ meningkatkan produksi minyak. Kartel minyak telah setuju untuk menaikkan produksi sebesar 411.000 barel per hari bulan depan, karena ketidakpastian yang disebabkan oleh tarif AS telah mengguncang pasar di Timur Tengah.

Ini berarti Arab Saudi kemungkinan perlu meminjam atau mengeluarkan dana cadangan untuk membiayai rencana mahal milik sang pangeran mahkota. Sementara itu saham Aramco diperdagangkan di lebih dari USD6 per saham pada tengah pekan kemarin, turun dari level tertinggi tahun lalu di USD8.

Sahamnya Aramco terpantau terus turun selama setahun terakhir seiring dengan pelemahan harga minyak, dan dalam beberapa bulan terakhir makin ambles.

Read Entire Article
Politics | | | |