LSF: Penyensoran tak Lagi Memotong Film

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam melakukan penyensoran, Lembaga Sensor Film (LSF) RI kini menerapkan skema proses klasifikasi usia, tidak lagi dengan memotong atau mengaburkan langsung materi karya para sineas. Hal itu disampaikan Ketua LSF Naswardi ketika ditanya perihal cara pihaknya menyaring konten-konten sebelum disiarkan di bioskop atau medium lain.

"Jadi, kita tidak lagi memotong. Tidak lagi blur. Tidak lagi menggunting dari materi yang ada. Tetapi, kalau ada film yang tidak sesuai dengan kategori klasifikasi usianya," kata Naswardi saat ditemui Antara di Jakarta, Kamis (7/8/2025).

Ia menjelaskan, LSF dalam proses penyensoran film menerapkan dua metode, yakni meneliti dan menilai. Dalam meneliti, pihaknya akan menyoroti aspek-aspek dalam suatu film, semisal judul, tema, dialog, monolog, teks terjemahan, atau visual adegan.

Setelah melalui proses penelitian, LSF akan melakukan tahap berikutnya, yaitu penilaian. Ini dilakukan film yang sudah diteliti untuk menyesuaikannya dengan klasifikasi usia. Ada pelbagai kategori, semisal Semua Umur (SU), 13+, Dewasa 17+, dan 21+.

"Misalnya, filmnya untuk semua umur, tapi ada adegan kekerasannya. Maka, kita memberikan catatan kepada pemilik untuk (film) diperbaiki sesuai dengan kriteria untuk kategori semua umur," ucap Naswardi.

Pemilihan klasifikasi usia untuk suatu film dilakukan oleh pihak pemilik atau sineas film itu. Adapun LSF, terang Naswardi, cenderung bertindak menyesuaikan proses klasifikasi usia yang telah dipilih oleh sineas tersebut untuk film karyanya.

Jika telah menentukan klasifikasi usia tertentu yang diinginkannya, pemilik film umumnya akan menyesuaikan berbagai aspek di dalam film itu, seperti adegan, dialog, tema, hingga judul.

"Kalau pemilik sudah punya gambaran perencanaan klasifikasi usianya dan banyak yang melakukan penyesuaian. Tetapi, kalau pemilik tidak mau disesuaikan dari sisi adegan, tema, judul, maka dia akan memilih klasifikasi usia yang sesuai, (seperti) yang ditetapkan oleh LSF," ujar Naswardi menjelaskan.

Ia mengungkapkan, kini LSF dalam menyensor film tidak langsung memotong adegan. Sebab, materi yang ada sudah dalam bentuk digital.

"Kalau dulu bentuknya pita solenoid, sehingga LSF potong kemudian digabungkan. Tetapi dengan materi yang saat ini berbasis digital tidak mungkin lagi ada pemotongan dan penyuntingan, yang ada klasifikasi usia," tukas Naswardi.

sumber : Antara

Read Entire Article
Politics | | | |