Mantan KSAL tak Setuju TNI AL Ingin Beli Kapal Induk

4 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) periode 2014-2018 Laksamana (Purn) Ade Supandi tidak setuju dengan rencana Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal) membeli kapal induk. Menurut dia, dengan letak geografis Indonesia yang terdiri kepulauan, keberadaan kapal induk menjadi tidak relevan.

Dia menganggap, lebih tepat menjadikan pulau-pulau kecil sebagai 'kapal induk' yang sesungguhnya. "Wacana kapal induk itu, sudahlah. Kasih pulau-pulau runway yang memadai, ada manfaatnya, bisa menunjang berbagai percepatan pemerataan pembangunan," kata Ade saat ditemui Republika.co.id di Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025).

Meski begitu, Ade mengaku, tidak mutlak menolak mentah-mentah wacana TNI AL membeli kapal induk. Menurut dia, pembelian kapal induk helikopter masih sangat memungkinkan untuk mendukung operasi militer selain perang (OMSP). Namun, jika harus membeli kapal induk untuk jet tempur, Ade menganggap, rencana itu tidak relevan.

"Tapi kalau kapal induk dengan fighter jet itu kita masih belum. Karena doktrin Angkatan Laut harus punya kapabilitas untuk menerbangkan pesawat tempur, dan itu sudah domainnya Angkatan Udara. Anggaran (operasional) juga besar, logistiknya cukup mahal," kata Ade.

Informasi yang dikumpulkan Republika.co.id, untuk operasional kapal induk sebulan minimal membutuhkan biaya Rp 30 miliar. Jika setahun, biaya operasional kapal induk mencapai Rp 360 miliar. Hal itu belum termasuk biaya personel maupun perawatan dan perbaikan. Sehingga dengan melihat kemampuan anggaran pemerintah sekarang, menjadi sangat berat jika TNI AL memiliki kapal induk.

Ade malah setuju jika TNI AL memperkuat armada kapal selam atau kapal perang (KRI) untuk menjaga wilayah laut. Dia merujuk Rencana Strategis (Renstra) TNI AL yang diproyeksikan memiliki 12 kapal selama. Faktanya, TNI AL saat ini baru memiliki empat kapal selam dengan kondisi tiga terbilang baru dan satu produksi Jerman tahun 70-an KRI Cakra-401.

"Sekarang itu kan masih empat, tiga dari Korea, satu lagi yang lama, tipenya masih disel elektrik. Sesuai Renstra, kita pinginnya 12, dengan formasi 4, 4, 4," ucap Ade menjelaskan maskud formasi itu empat kapal selam masing-masing di wilayah Koarmada I, II, dan III, jika pengadaannya terpenuhi semua.

Read Entire Article
Politics | | | |