Max Hardberger: Repo Man Lautan Penakluk Perompakan Cerdik

9 hours ago 5

Home > Kolom Friday, 04 Jul 2025, 16:30 WIB

Berikut adalah biografi Max Hardberger, repo man penakluk perompakan dengan akal dan nyali yang tiada duanya.

FreepikMax Hardberger merupakan spesialis pengejar bajak laut modern. (Ilustrasi kapal). Sumber:Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta— Saat kapal Anda dicuri atau disita secara curang di pelabuhan asing, siapa yang Anda hubungi? Jawabannya bisa jadi Max Hardberger—mantan guru, pilot, dan pengacara yang kini dikenal sebagai “repo man of the seas.” Ia tak hanya mengambil kembali kapal-kapal curian, tapi melakukannya dengan cara yang lebih menyerupai film laga daripada prosedur hukum.

Di dunia maritim, pencurian kapal tidak selalu terjadi di tengah laut oleh bajak laut bersenjata. Banyak terjadi di pelabuhan-pelabuhan kecil, saat kapal disita dengan alasan hukum yang meragukan. Inilah bentuk modern dari white-collar piracy, (perompakan kerah putih) dan Max Hardberger, menurut The Maritime Executive, adalah ahlinya dalam mengambil kembali kapal-kapal yang ditahan atau hendak dilelang secara curang.

Siapa sebenarnya Max Hardberger? Menurut the Guardian, Ia memiliki gelar sastra, hukum, dan MFA dalam penulisan kreatif dari Iowa Writers’ Workshop. Ia pernah menjadi guru, pilot pengangkut jenazah, dan kapten kapal dagang. Tapi panggilan adrenalin membawanya ke profesi langka ini—mengambil kapal curian dari tempat-tempat yang hukum formalnya bisa dibeli.

“Saya belum pernah gagal mengambil kembali kapal,” ujarnya dengan tenang. Dan ia sudah melakukan hal itu di berbagai belahan dunia maritim: dari Karibia, Rusia, hingga Yunani. Dengan tim kecil dan rencana yang matang, Hardberger menyusup, mengambil alih kapal, dan membawanya keluar dari perairan lokal menuju zona internasional—di mana hukum yang lebih sah berlaku.

Taktiknya bervariasi:

  • Menyamar sebagai pembeli kapal, petugas pelabuhan, atau pengirim barang.
  • Menyuap penjaga dengan uang tunai, minuman keras, bahkan kadang jasa perempuan.
  • Menyewa pemuda lokal untuk pengintaian atau menciptakan gangguan.
  • Menggunakan kartu nama palsu seperti “Marine Surveyor” atau “Port Inspector.”

Dalam salah satu misinya yang paling terkenal, ia mengambil kapal Maya Express di Haiti hanya dua hari sebelum dilelang. Dibantu dua agen bersenjata, Hardberger membayar penjaga kapal masing-masing 300 dolar untuk pergi, memotong rantai jangkar, dan membawa kapal itu keluar dari pelabuhan dalam bayang cahaya bulan. “Itu kondisi paling buruk untuk penyelundupan kapal, tapi kami berhasil,” kenangnya.

Di lain waktu, ia mengevakuasi kapal dari Haiti saat revolusi 2004 sedang berlangsung, menghindari radar dengan berlayar dalam badai. Ia bahkan pernah mengorganisasi penerbangan rahasia 47 pesawat kecil keluar dari Jerman Timur usai runtuhnya Tembok Berlin.

Kini, di usia 76 tahun, Hardberger tinggal sebagian waktu di Haiti—wilayah tanpa struktur hukum formal tapi relatif tenang. “Aneh memang,” katanya, “tapi semua orang kenal saya, dan tidak ada yang ganggu. Mungkin karena saya pakai SUV putih dengan kaca gelap dan mereka kira saya polisi.”

Bagi Hardberger, ini bukan sekadar pekerjaan. Ini adalah hidup. Ia menolak kekerasan, lebih memilih tipu daya dan strategi. Ia tahu dunia maritim penuh celah hukum dan abu-abu moral. Tapi selama masih ada kapal yang dicuri dengan akal licik, akan selalu ada ruang bagi seseorang seperti dia—sang repo man lautan.

Image

Read Entire Article
Politics | | | |