Menhub Wanti-wanti Konflik India-Pakistan Bikin Ongkos Penerbangan Mahal

3 hours ago 1

loading...

Menhub Dudy Purwagandhi mengatakan, konflik yang tengah terjadi antara India dan Pakistan berdampak pada biaya penerbangan yang menjadi lebih mahal. Foto/Dok

JAKARTA - Menteri Perhubungan ( Menhub ) Dudy Purwagandhi mengatakan, konflik India dan Pakistan bakal berdampak pada biaya penerbangan yang menjadi lebih mahal.Menurutnya, hal ini dipengaruhi oleh perubahan rute yang dilakukan beberapa maskapai untuk menghindari wilayah udara kedua negara yang tengah berkonflik.

Perubahan rute inilah yang membuat konsumsi bahan bakar maskapai meningkat, dan akhirnya ongkos penerbangan pun naik."Kalau jalur penerbangan umum memang lewat udara India-Pakistan. Karena konflik, akhirnya mereka lewat selatan. Konsekuensinya ada di avtur karena mereka memutar," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (8/5/2025).

Baca Juga: India-Pakistan Saling Serang, Bahlil Cemas Ekspor Indonesia Bakal Terdampak

Pada kesempatan itu, Menhub menerangkan, bahwa penerbangan dari wilayah Timur ke Barat memang lebih cepat jika melewati wilayah udara India dan Pakistan. Namun dikarenakan konflik, banyak maskapai memilih rute selatan, melewati wilayah udara Maladewa.

Konsekuensi dari perubahan rute perjalanan ini adalah waktu tempuh yang lebih lama sekitar 1 jam. Sehingga, konsumsi avtur menjadi lebih banyak karena harus memutar rute perjalanan melewati Samudera Hindia, Laut Arab, baru sampai ke negara-negara di Timur Tengah hingga Barat.

"Itu sekitar bertambah 1 jam. Ini berdampak pada peningkatan konsumsi avtur. Kalau berdampak, biasanya mereka akan bebankan kepada penumpang," lanjutnya.

Baca Juga: Perbandingan Ekonomi India dengan Pakistan: Bak Langit dan Bumi

Namun demikian, Menhub Dudy menilai konflik India - Pakistan tidak berdampak signifikan terhadap harga suku cadang (spare part) pesawat yang juga menjadi beban bagi maskapai. "Memang konsekuensinya bukan di spare part, tapi lebih kepada avtur. Karena ada penambahan jam terbang akibat mereka memutar rute," pungkasnya.

(akr)

Read Entire Article
Politics | | | |