REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan bahwa sejak peluncuran program beras untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta bantuan pangan beras, harga komoditas tersebut menunjukkan tren penurunan. Harga beras SPHP dipatok sebesar Rp 12.500 per kilogram.
Selain mendekati harga eceran tertinggi (HET), menurut Amran, kualitas beras SPHP pun cukup baik. Kandungan broken hanya sekitar 5 persen, bahkan ada yang mencapai 10 persen dengan harga serupa.
“Nah kemarin, premium broken-nya 30 persen, 40 persen, tapi harganya Rp 18 ribu. Pasti masyarakat lebih senang (dengan beras SPHP),” ujar Amran saat ditemui di kantornya di Jakarta, Kamis (7/8/2025).
Ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus melakukan operasi pasar selama harga beras di lapangan masih mengalami kenaikan. Berdasarkan jadwal yang ada, distribusi beras SPHP akan dilakukan hingga akhir tahun ini. Ia mengakui bahwa harga di lapangan masih bersifat fluktuatif.
“Iya kan, ada yang di atas HET, ada yang di bawah. Stok kita banyak nih, kita operasi pasar sampai Desember. Memang kita rencanakan, selama harga naik, kita operasi pasar terus,” kata Amran.
Adapun jumlah beras SPHP yang didistribusikan mencapai sekitar 1,3 juta ton, ditambah bantuan pangan beras sebanyak 360 ribu ton. Menurut Amran, tingginya stok menjadi alasan pemerintah mampu menyalurkan bantuan dalam jumlah besar.
“Itu nggak main-main, luar biasa kan. Jadi dulu mana ada operasi pasar 1,5 juta ton (SPHP dan bantuan pangan), kenapa? Karena stok kita banyak, jadi jalan terus,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Mentan juga menyinggung meningkatnya penjualan beras di pasar tradisional. Ia menyambut baik hal tersebut dan menilai bahwa kondisi tersebut dapat memperkuat ekonomi kerakyatan.
Isu ini muncul seiring kelangkaan beras di ritel modern. Amran mengungkapkan bahwa beras di ritel dijual dengan harga tinggi, namun tidak sesuai dengan kualitasnya. Meskipun begitu, tetap layak dikonsumsi masyarakat.
“Pada saat kita cek, itu broken-nya ada yang sampai 40 persen, ada 30 persen, 35 persen broken-nya, nah itu yang terjadi. Tapi, itu semua untuk dikonsumsi aman, baik, nggak masalah. Hanya saja harganya terlalu tinggi dibanding kualitasnya, itu aja,” kata Amran.
Sementara itu, harga beras di pasar tradisional relatif masih berada di kisaran HET, yang menurut Mentan merupakan kondisi yang diharapkan pemerintah.