Anggota Komisi I DPRD Jawa Barat Pradi Supriatna.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Anggota Komisi I DPRD Jawa Barat Pradi Supriatna menilai program barak militer ala Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sebagai langkah strategis dalam membina karakter generasi muda.
Program ini diterapkan kepada siswa yang selama ini dinilai memiliki tingkat kedisiplinan rendah, kerap melanggar aturan sekolah, atau menunjukkan perilaku menyimpang. Di barak tersebut, mereka dibina melalui metode semi militer yang humanis, mengedepankan nilai tanggung jawab, kerja sama, serta cinta tanah air.
Menurutnya, pendekatan ini bisa menjadi solusi dalam membentuk mental tangguh dan kedisiplinan pelajar di era digital yang serba instan.
“Kang Dedi Mulyadi (KDM-red) sangat paham kebutuhan masyarakat, termasuk dalam menghadapi persoalan anak-anak muda yang mulai kehilangan arah dan keteladanan. Program barak ini membuktikan bahwa mereka yang dianggap nakal pun bisa dibentuk menjadi pribadi yang positif,” ujar Pradi kepada Republika.co.id, Jumat (17/5/2025) pagi.
Pradi menegaskan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, Indonesia membutuhkan sumber daya manusia unggul. Bukan hanya secara intelektual, tetapi juga secara mental dan moral. Ia mengapresiasi KDM sebagai sosok pemimpin yang responsif terhadap kebutuhan zaman, serta berani menawarkan solusi di tengah kegelisahan banyak orang tua dan pendidik.
“Ini bukan soal menghukum, tapi soal membina. Anak-anak kita perlu disentuh dengan cara yang tegas namun tetap mengedepankan kasih sayang. Dan program ini salah satu program yang baik dalam membangun karakter,” kata dia.
Menurutnya, pendekatan semacam ini layak dijadikan model pembinaan karakter di seluruh penjuru Jabar. Pradi menilai pembinaan seperti ini adalah langkah percepatan dalam menyosong generasi emas.
“Kalau kita serius ingin membentuk generasi tangguh untuk Indonesia Emas, maka pendidikan karakter harus menjadi prioritas. Program barak ala KDM ini adalah salah satu contoh nyata yang baik untuk membangun karakter,” kata Pradi.