Suasana di kawasan kilang minyak PT Kilang Pertamina Internasional Unit Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (25/10/2024). Kilang Cilacap merupakan salah satu kilang besar yang dikelola oleh PT Kilang Pertamina Internasional yang memiliki kapasitas pengolahan 348 ribu barrel per hari. Kilang Cilacap merupakan kilang penghasil avtur terbesar milik Pertamina dan menghasilkan produk gasoline berkualitas tinggi dari unit Kilang Langit Biru Cilacap (KLBC) serta unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC). Unit RFCC sendiri beroperasi sejak tahun 2015, sementara unit KLBC tahun 2020.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa produksi minyak bumi nasional mencapai 602 ribu barel per hari (bph) hingga 29 Juni 2025.
“Kami sampaikan bahwa hingga tanggal 29 Juni 2025, produksi minyak bumi mencapai 602 ribu barel. Sampai bulan Juni,” ujar Bahlil dalam Rapat Kerja Komisi XII DPR di Jakarta, Rabu (2/7/2025).
Meski demikian, minyak tersebut belum masuk dalam perhitungan lifting karena belum siap jual.
Kenaikan produksi ini didorong oleh peresmian sejumlah lapangan minyak baru, seperti Lapangan Forel dan Terubuk di Kepulauan Riau. Kedua lapangan tersebut berkontribusi menambah produksi minyak sebesar 20 ribu bph.
Selain itu, peningkatan produksi juga terjadi di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Jawa Timur. Sebelumnya memproduksi 150 ribu bph, kini naik menjadi 180 ribu bph atau menyumbang sekitar 25 persen dari total lifting nasional.
“Kemarin baru meresmikan tambahan 30 ribu barel per hari. Lalu dikombinasikan dengan produksi dari sumur-sumur masyarakat yang telah dilegalkan,” tambah Bahlil.
Dengan perkembangan ini, pemerintah yakin target lifting minyak sebesar 605 ribu bph dapat tercapai pada akhir Desember 2025.
“Insya Allah kita bisa menyukseskan target pemerintah untuk lifting minyak sampai dengan 605 ribu barel di akhir Desember 2025,” kata Bahlil.
Untuk diketahui, hingga Mei 2025, realisasi lifting minyak bumi tercatat sebesar 568 ribu bph.
Menatap 2026, pemerintah menargetkan lifting minyak sebesar 600–610 ribu bph dan gas bumi sebesar 5.338–5.695 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).
Bahlil menjelaskan, target tersebut mempertimbangkan tren penurunan alami dari sumur-sumur minyak yang telah menua.
“Di samping kita berusaha menaikkan lifting, kita juga harus menjaga penurunan yang ada. Atas dasar itu, kami mengusulkan kepada Komisi XII target 605–610 ribu bph untuk tahun 2026,” ujarnya.
sumber : ANTARA