Regulasi Diperketat, Pendaki Gunung Rinjani Wajib Menginap di Sembalun

5 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM – Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat akan memperketat regulasi pendakian ke Gunung Rinjani. Salah satu kebijakan utamanya adalah mewajibkan setiap wisatawan yang ingin mendaki untuk menginap terlebih dahulu di Sembalun.

Bupati Lombok Timur Haerul Warisin mengatakan, langkah tersebut diambil untuk mencegah terjadinya kecelakaan seperti yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins. Ia menegaskan, kebijakan ini bukan bentuk arogansi, melainkan tindakan preventif demi keselamatan dan kenyamanan pendaki.

“Kita bicarakan ini soal tindakan keselamatan, preventif, bukan mengarah arogansi atau kepentingan pribadi (bupati). Tapi ini semata-mata kita ingin mencari keselamatan dan kenyamanan bagi wisatawan yang mendaki ke Rinjani,” kata Haerul di Mataram, Ahad (13/7/2025).

Menurutnya, tidak sedikit pendaki yang mengalami insiden, mulai dari kelelahan, cedera, hingga kematian karena tidak siap secara fisik maupun mental. Untuk itu, pemerintah daerah akan menetapkan aturan wajib menginap di Sembalun sebelum pendakian sebagai regulasi resmi dalam bentuk Peraturan Bupati (Perbup).

“Kenapa (menginap), karena orang mendaki ini asalnya dari mana-mana. Begitu sampai sana (Sembalun) langsung naik, tanpa istirahat tanpa pengarahan, setelah di atas (Rinjani) kaget mereka. Padahal mereka ini rata-rata belum ada pengalaman pendakian, seperti halnya Juliana Marins itu,” ujar Haerul.

Selain itu, Pemkab juga akan meningkatkan kapasitas para pemandu dan porter gunung melalui pelatihan dan pembekalan. Haerul mengingatkan bahwa porter tidak boleh membiarkan pendaki langsung naik tanpa istirahat, apalagi meninggalkan mereka selama perjalanan.

“Porter-porter ini kita harus ingatkan, kita didik. Kalau bawa tamu itu jangan langsung dikasih naik, mereka harus menginap istirahat dulu paling tidak sehari, dibekali pengarahan dulu. Terus selama perjalanan pendakian jangan ditinggal, harus mereka diam tunggu,” katanya.

Haerul menyebut kebijakan ini lahir dari diskusi dengan berbagai pihak, termasuk Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR). Tujuannya semata-mata untuk keselamatan para pendaki, mengingat medan Gunung Rinjani yang berat dan cuaca yang tidak menentu.

“Jadi itu, sebelum naik mereka harus beristirahat dulu, terima pengarahan, ditanya apakah pernah mendaki atau tidak, dicek kesehatannya apakah sehat atau tidak. Jadi aturan ini semata-mata kita lakukan untuk menjaga keselamatan mereka, karena mendaki Rinjani tidak gampang,” tegasnya.

sumber : Antara

Read Entire Article
Politics | | | |