Tumpukan kayu terlihat di Kampung Rambutan, Desa Tukka, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Kamis (4/12/2025). Hari kesembilan bencana banjir di Tapanuli Tengah, Kampung Rambutan di Desa Tukka masih terendam banjir. Tumpukan kayu terlihat memenuhi Sungai Sigultom yang membuat aliran air meluber ke jalan. Upaya warga untuk membersihkan rumahnya dari lumpur terkendala peralatan dan tebalnya ketinggian lumpur yang menimbun rumah mereka.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengaku tak mau terburu-buru dalam menyelidiki kayu gelondongan yang masif terlihat saat banjir di Sumatera. Raja merasa perlu waktu dalam menelusuri dugaan penebangan liar itu.
Hal itu dikatakan Raja usai bertemu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk memperkuat koordinasi investigasi dan penegakan hukum terkait temuan gelondongan kayu pada bencana banjir dan longsor di Sumatera Barat.
"Beri kesempatan bagi kami memproses semuanya agar tidak terburu-buru. Tadi disampaikan Polri sudah turun ke dua DAS (daerah aliran sungai) di Batang Toru. Bagaimana komplitnya, biar tim bekerja secara sinergi,” ujar Raja dalam keterangannya pada Jumat (5/12/2025).
Raja mengeklaim Kemenhut telah memiliki data awal berdasarkan pemindaian drone di sejumlah titik terdampak. Kemenhut memanfaatkan perangkat lunak AIKO (Alat Identifikasi Kayu Otomatis) untuk mengidentifikasi jenis kayu gelondongannya.
"Keingintahuan publik tentang asal-usul material kayu itu sudah kami respons. Kami memiliki data awal dari penerbangan drone di daerah terdampak, dan memanfaatkan perangkat lunak AIKO untuk mengetahui jenis kayunya dan merekonstruksi asal-muasal kayu tersebut,” ujar Raja.
Raja meyakini kerja sama dengan kepolisian akan mempercepat pembuktian lapangan. Raja meminta ruang bagi tim untuk bekerja agar hasil yang disampaikan tidak prematur.
"Kerja sama dengan kepolisian memungkinkan kami sesegera mungkin mengungkap. Kami juga berkoordinasi dengan Satgas PKH untuk menyelesaikan kasus ini secara menyeluruh,” ujar Raja.

1 hour ago
2












































