Tentara Israel Kepung Rafah, Siapkan Serangan Besar untuk Membangun Koridor Morag

20 hours ago 4

loading...

Tentara Israel mengepung Rafah. Foto/X/@IDFBabes

GAZA - Militer Israel mengatakan telah menyelesaikan pembangunan apa yang disebutnya Koridor Morag, yang memutus kota Rafah dari wilayah Gaza lainnya, saat memperluas serangannya ke bagian selatan Jalur tersebut.

Juru bicara bahasa Arab tentara Israel pada hari Sabtu mengeluarkan perintah pemindahan paksa baru untuk beberapa lingkungan di Khan Younis, memperingatkan akan adanya serangan yang akan segera terjadi "dengan kekuatan besar" sebagai tanggapan atas dugaan roket Hamas yang ditembakkan ke Israel dari wilayah ini.

Melansir Al Jazeera, penduduk di Qizan an-Najjar, Qizan Abu Rashwan, al-Salam, al-Manara, al-Qurain, Maen, al-Batn al-Sameen, Jurt al-Lot, al-Fakhari dan lingkungan selatan Bani Suheila diperintahkan untuk meninggalkan rumah mereka dan menuju al-Mawasi, di pantai laut Gaza.

Pengumuman tersebut muncul di tengah rentetan serangan pesawat nirawak dan penembakan artileri di Khan Younis yang menewaskan sedikitnya dua orang.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan Koridor Morag secara efektif mengubah Rafah menjadi "zona keamanan Israel" dan menambahkan bahwa Koridor Netzarim, yang membagi Jalur Gaza menjadi dua, juga akan diperluas.

"Jalur yang disengaja" akan diberikan bagi warga Palestina yang ingin melarikan diri dari Gaza, kata Katz dalam sebuah pernyataan, menyebutkan lagi rencana Presiden AS Trump untuk mengusir warga Palestina dari Gaza.

Katz memberi tahu penduduk Gaza yang terkepung bahwa ia menawarkan mereka "kesempatan terakhir untuk mengusir Hamas dan membebaskan semua sandera, menghentikan perang," atau operasi Israel akan menyebar ke "sebagian besar wilayah Gaza".

Hamas mengeluarkan pernyataan yang menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperpanjang perang meskipun ada seruan berulang kali dari dalam masyarakat Israel untuk menghentikan konflik. "Persamaannya jelas: pembebasan tawanan sebagai imbalan atas penghentian perang. Dunia menerimanya, tetapi Netanyahu menolaknya," katanya.

"Darah anak-anak Gaza dan tahanan pendudukan adalah korban ambisi Netanyahu untuk tetap berkuasa dan terhindar dari tuntutan hukum".

Baca Juga: Iran dan AS di Ambang Perang Nuklir

Read Entire Article
Politics | | | |