Thailand Kembali Bombardir Kamboja

3 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK – Thailand melancarkan serangan udara di sepanjang perbatasan yang disengketakan dengan Kamboja pada Senin (8/12/2025). Kedua belah pihak saling menuduh pihak lain menyerang terlebih dahulu. 

Ketegangan meningkat sejak kedua negara tetangga di Asia Tenggara itu menandatangani perjanjian gencatan senjata pada bulan Oktober yang didorong oleh Presiden AS Donald Trump. Gencatan ini menyusul perselisihan wilayah mereka menyebabkan pertempuran lima hari pada Juli yang menewaskan puluhan tentara dan warga sipil. 

Juru bicara militer Thailand Mayjen Winthai Suvaree mengatakan pasukan Kamboja melepaskan tembakan pertama ke wilayah Thailand di beberapa wilayah. Dia mengatakan seorang tentara Thailand tewas dan empat tentara lainnya terluka, dan warga sipil dievakuasi dari daerah yang terkena dampak. 

“Thailand menggunakan pesawat untuk menyerang sasaran militer di beberapa daerah untuk menekan serangan tembakan pendukung Kamboja,” katanya dilansir the Associated Press.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja Maly Socheata mengatakan militer Thailand menyerang pasukan Kamboja terlebih dahulu. Dia mengatakan Kamboja tidak membalas serangan awal pada hari Senin.

“Kamboja mendesak Thailand segera menghentikan semua aktivitas permusuhan yang mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan,” katanya. Kementerian Pendidikan Kamboja mengatakan beberapa sekolah di sepanjang perbatasan diperintahkan ditutup pada hari Senin.

Foto dan video yang diposting di halaman Facebook menunjukkan siswa-siswi muda berlarian keluar kelas dari orang tua mereka. Ada yang mengendarai sepeda motor dan ada pula yang terlihat berjalan tergesa-gesa.

Insiden penembakan singkat di sepanjang perbatasan terjadi pada hari Ahad. Tentara Thailand mengatakan Kamboja menembak lebih dulu dan melukai dua tentara Thailand. 

Dikatakan bahwa pasukan Thailand membalas, sehingga terjadi baku tembak selama sekitar 20 menit. Namun Kamboja mengatakan pihak Thailand melepaskan tembakan terlebih dahulu dan tidak membalas. 

Gencatan senjata yang ditengahi AS untuk mengakhiri konflik singkat tersebut terancam bulan lalu setelah tentara Thailand terluka akibat ranjau darat, sehingga Thailand mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan implementasi perjanjian tersebut tanpa batas waktu. 

Kedua belah pihak terus saling tuduh karena bertanggung jawab, meskipun mereka seharusnya bekerja sama dalam menghilangkan ranjau tersebut. Trump mengatakan pada pertengahan November bahwa dia akan menghentikan perang di antara mereka ketika ketegangan meningkat. 

Thailand dan Kamboja memiliki sejarah permusuhan sejak berabad-abad yang lalu, ketika mereka masih saling berperang. Klaim teritorial modern mereka sebagian besar berasal dari peta tahun 1907 yang dibuat ketika Kamboja berada di bawah pemerintahan kolonial Perancis, yang menurut Thailand tidak akurat. 

Mahkamah Internasional pada tahun 1962 memberikan kedaulatan kepada Kamboja atas wilayah yang mencakup kuil Preah Vihear yang berusia 1.000 tahun, yang masih membuat marah banyak warga Thailand. Gencatan senjata belakangan tidak menjelaskan jalan untuk menyelesaikan dasar perselisihan, yaitu perbedaan pendapat yang sudah lama ada mengenai di

mana perbatasan ditarik.

Read Entire Article
Politics | | | |