Shelter Emergency di Gunung Rinjani (ilustrasi). Balai TNGR tengah mempertimbangkan pembangunan posko kedaruratan atau emergency shelter dekat puncak Gunung Rinjani.
REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) tengah mempertimbangkan pembangunan posko kedaruratan atau emergency shelter yang strategis, berlokasi tidak jauh dari puncak Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Langkah ini diambil sebagai upaya proaktif untuk meningkatkan keselamatan para pendaki.
Dengan adanya posko darurat di ketinggian, diharapkan penanganan medis atau evakuasi bisa dilakukan lebih cepat dan efisien jika terjadi insiden atau kondisi darurat. "Ke depan mungkin kami membuat satu pos, seperti antara puncak dengan Plawangan IV posisi strategis," kata Kepala Balai TNGR Yarman di Mataram, Kamis (3/7/2025).
Yarman mengatakan jumlah posko kedaruratan saat ini hanya ada dua unit di Gunung Rinjani yaitu Resort Sembalun dan Pos II. Jarak Resort Sembalun ke lokasi puncak sekitar 10 jam, sedangkan jarak Pos II ke puncak sekitar delapan jam. Bila posko kedaruratan dibangun di Plawangan IV, maka waktu tempuh ke puncak bisa menjadi lebih singkat menjadi hanya tiga jam.
Pos Plawangan IV merupakan pintu masuk utama untuk menuju puncak Gunung Rinjani melalui jalur Sembalun. Pos Plawangan IV adalah tempat populer bagi para pendaki untuk mendirikan tenda dan menikmati pemandangan ketika matahari terbit.
"Petugas kami ada di Pos II yang terdekat saat ini, mereka melakukan patroli rutin. Kalau memang idealnya perlu ada satu shelter di Plawangan," ujar Yarman.
Gunung Rinjani yang memiliki ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl) merupakan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia. Gunung yang secara administratif masuk ke dalam tiga wilayah kabupaten tersebut menjadi salah satu tujuan favorit bagi para pendaki dan pecinta alam dari seluruh dunia.
Balai TNGR mencatat jumlah setoran Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Gunung Rinjani senilai Rp14,7 miliar pada tahun 2023, kemudian meningkat menjadi Rp22,5 miliar pada 2024. Efek berganda ekonomi dari kegiatan pendakian di Gunung Rinjani menyentuh angka Rp109 miliar.
Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik (Diskominfotik) NTB Yusron Hadi mengapresiasi upaya Balai TNGR yang ingin membangun posko kedaruratan dekat puncak Gunung Rinjani. "Shelter di Plawangan memperpendek waktu untuk penanganan supaya lebih cepat. Di sana (harus) tersedia peralatan, tali, dan sebagainya," kata Yusron.