Suasana PLTP Blawan Ijen di Bondowoso, Jawa Timur, milik Medco Energi, yang operasionalnya telah diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto, Kamis (26/6/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Julfi Hadi menegaskan pentingnya transformasi model bisnis untuk mempercepat pengembangan panas bumi di Indonesia. Menurutnya, paradigma pengelolaan yang adaptif dan terintegrasi akan menjadikan panas bumi bukan hanya sumber energi bersih, tapi juga fondasi industrialisasi hijau dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.
“Sudah 30 tahun kita bicara soal pengembangan panas bumi, tapi progresnya masih belum optimal,” kata Julfi dalam 14th ITB International Geothermal Workshop (IIGW) 2025 yang digelar di Institut Teknologi Bandung (ITB), Senin (30/6/2025).
Dalam pernyataan lanjutan pada Selasa (1/7/2025), Julfi mencatat bahwa Indonesia baru memanfaatkan sekitar 12 persen dari total potensi panas bumi nasional. Padahal, Indonesia memiliki cadangan terbesar di dunia.
“Untuk itu, kita membutuhkan terobosan baru. Kita butuh teknologi baru, kita butuh mengurangi biaya, meningkatkan produksi, menambah revenue stream, dan membangun ekosistem yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Jika kita bisa mengembangkan potensinya dengan optimal, panas bumi akan menjadi sebuah industri besar di Indonesia,” ujarnya di hadapan peserta IIGW 2025.
Julfi menekankan bahwa saat ini adalah momentum yang tepat untuk mempercepat pemanfaatan panas bumi, terutama seiring visi Asta Cita pemerintah yang menargetkan kemandirian energi nasional.
“Kita perlu menyampaikan pesan yang jelas ke pemerintah agar semakin memperkuat sinergi yang ada. Kita butuh political will untuk mendorong pertumbuhan industri panas bumi di Indonesia,” kata Julfi.
Ia juga menyoroti kondisi geopolitik global dan krisis iklim sebagai faktor yang semakin mendesak pemanfaatan sumber energi lokal yang bersih dan andal. Dengan potensi mencapai 24 gigawatt (GW), panas bumi dinilai sebagai solusi konkret dalam mendukung transisi energi nasional secara berkelanjutan.
API menargetkan kapasitas terpasang panas bumi Indonesia dapat mencapai 3,8 GW pada 2029, melampaui Amerika Serikat sekaligus melebihi target pemerintah sebesar 3,6 GW. Pada 2034, kapasitas ini ditargetkan tumbuh hingga 7,8 GW.