Trump Mengakui Revolusi Ekonomi Butuh Pengorbanan, Tak Akan Mudah Bagi Warga AS

6 hours ago 2

loading...

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan, warga Amerika bahwa ke depannya tidak akan mudah, seiring kebijakan tarif impor terbaru kepada hampir semua mitra dagang AS. Foto/Dok

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan, warga Amerika bahwa ke depannya tidak akan mudah, seiring kebijakan tarif impor terbaru kepada hampir semua mitra dagang AS. Meski begitu Trump menyakini, langkah tersebut bakal memulihkan kembali kekuatan ekonomi Amerika .

Seperti diketahui tarif impor baru Trump kepada mayoritas mitra dagang AS yang mulai berlaku pada hari Kamis, menyebabkan pasar saham AS menyentuh level terburuk sejak pandemi COVID-19. Sementara itu China memberikan respons lewat pemberlakuan pungutan 34% pada barang-barang asal Amerika, dimana negara-negara lain juga menjanjikan aksi balasan.

Dalam sebuah postingan di platform Truth Social pada hari Sabtu, presiden AS mengatakan kepada publik Amerika untuk "bertahan teguh" dan mengantisipasi respons masyarakat internasional terhadap kebijakan ekonominya.

"Ini tidak akan mudah, tetapi hasil akhirnya akan bersejarah," tegas Trump.

Tarif terbaru AS mewakili "revolusi ekonomi, dan kita akan menang... kami akan membuat Amerika hebat lagi," tambahnya.

"China telah terpukul jauh lebih keras daripada AS, bahkan tidak mendekati. Mereka, dan banyak negara lain, telah memperlakukan kita dengan buruk yang tidak berkelanjutan. Kami menjadi bodoh dan tidak berdaya, tetapi tidak lagi," tulis Trump, menjelaskan keputusannya.

Selain itu Presiden AS bersikeras bahwa pemerintahannya, bakal "mengembalikan pekerjaan dan bisnis yang belum pernah ada sebelumnya. Sudah ada investasi lebih dari lima triliun dolar, dan meningkat pesat."

Sementara itu tarif impor terbaru Trump mendapatkan penolakan dari dalam negeri, ketika puluhan ribu aktivis turun ke jalan di seluruh AS pada hari Sabtu untuk mengecam tarif impor baru dan kebijakan lain dari pemerintahan Trump.

Para pengujuk rasa mengklaim ada lebih dari 1.400 orang yang berada di luar ibu kota negara bagian, gedung federal, balai kota dan taman-taman.

Read Entire Article
Politics | | | |