UU Pangan Direvisi, Hilirisasi Pertanian Jadi Isu Krusial

5 hours ago 4

Warga menyirami tanaman sayur sawi di bekas proyek reklamasi yang terbengkalai di Kelurahan Kalumata, Ternate, Maluku Utara, Selasa (13/5/2025). Lahan reklamasi yang awalnya dikonsepkan untuk pembangunan rumah sakit itu dimanfaatkan sebagian warga sebagai lahan pertanian yang ditanami berbagai jenis sayuran dan hasil panennya dijual ke sejumlah pasar tradisional di Ternate dengan harga Rp10 ribu-Rp20 ribu per ikat serta omzet yang dihasilkan rata-rata Rp1 juta- 1,5 juta setiap bulannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komisi IV DPR RI Rina Sa’adah menyatakan bahwa hilirisasi pertanian menjadi salah satu isu penting dalam pembahasan revisi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Menurutnya, hilirisasi diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian nasional melalui pengolahan hasil panen menjadi produk pangan yang bernilai ekonomi lebih tinggi.

“Panitia Kerja RUU Pangan banyak menerima masukan dari kalangan akademisi. Salah satu poin krusial adalah pentingnya mendorong hilirisasi sektor pangan sebagai tolok ukur peningkatan nilai tambah produk pertanian,” ujar Rina dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/5).

Ia menambahkan, revisi UU Pangan juga mencakup berbagai isu lain, seperti penguatan sumber daya manusia, inovasi teknologi, akses pupuk, serta penguatan kelembagaan sektor pertanian.

“Di Indonesia banyak lulusan pertanian yang potensial untuk mentransfer teknologi dan pengetahuan ke petani. Ini bisa mendorong peningkatan inovasi di lapangan,” katanya.

Sementara itu, ekonom senior Bayu Krishnamurti menilai optimalisasi hilirisasi pertanian dan pangan perlu menjadi prioritas guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Bayu, hilirisasi membutuhkan dukungan swasta serta integrasi dengan sektor hulu melalui pertanian yang sesuai dengan kebutuhan industri.

“Peran swasta sangat penting. Investasi dibutuhkan, dan efektivitasnya bergantung pada kelembagaan serta infrastruktur yang mendukung iklim industri pangan,” ujarnya.

Bayu juga menekankan pentingnya menjaga konsistensi mutu dan kuantitas produksi, serta menurunkan biaya logistik agar kompetitif.

Ia berharap selain mencapai swasembada pangan, pemerintah juga mampu mendorong hilirisasi secara optimal di sektor pertanian dan pangan.

sumber : Antara

Read Entire Article
Politics | | | |