2 Mahasiswa KKN Meninggal di Maluku, UGM: Kami Kehilangan Pemuda Berpotensi dan Penuh Semangat

9 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Duka mendalam menyelimuti Universitas Gadjah Mada (UGM) setelah dua mahasiswanya meninggal dunia dalam insiden perahu terbalik di perairan Debut, Maluku Tenggara, Selasa (1/7/2025). Kedua mahasiswa tersebut tengah mengikuti program Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM di Unit Manyeuw, Maluku Tenggara. Kepergian kedua mahasiswa ini meninggalkan duka mendalam tidak hanya bagi keluarga dan teman dekat, tetapi juga bagi civitas akademika UGM, khususnya di Fakultas Teknik dan dalam lingkup kegiatan KKN.

"Kami kehilangan sosok muda yang penuh potensi dan semangat. Semoga Almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga diberi ketabahan," kata Direktur Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) UGM, Rustamadji kepada wartawan, Selasa (1/7/2025) malam.

Dua korban mahasiswa UGM yang meninggal dalam insiden tersebut adalah Septian Eka Rahmadi (21), mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM, angkatan 2022, asal Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Bagus Adi Prayogo (21), mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM, angkatan 2022, asal Bojonegoro, Jawa Timur.

Rustamadji menyampaikan Septian dinyatakan meninggal dunia pada pukul 15.28 WIT, tak lama setelah kecelakaan terjadi. Sementara itu, Bagus yang sempat dilaporkan hilang, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia oleh warga sekitar Pulau Wahru pada pukul 23.00 WIT di hari yang sama.

Kronologi Kejadian

Adapun kronologi kejadiannya disampaikan Rustamadji bermula saat rombongan mahasiswa menjalankan program Revitalisasi Terumbu Karang dengan metode Artificial Patch Reef (APR) pada Selasa pagi. Sebanyak tujuh mahasiswa KKN-PPM UGM yaitu Septian Eka Rahmadi, Bagus Adi Prayogo, Ridwan Rahadian Wijaya, Afifudin Baliya, Daeren Sakti Hermanu, Pratista Halimawan, Muhamad Arva Sagraha bersama lima warga lokal berangkat dari Pelabuhan PSDKP menggunakan dua speedboat pada pukul 11.00 WIT menuju Pulau Wahru untuk mengambil pasir sebagai bagian dari kegiatan tersebut.

Naas, dalam perjalanan kembali, salah satu perahu yang mengangkut tujuh orang terbalik akibat gelombang tinggi dan angin kencang di sekitar 22,1 mil laut dari Pelabuhan PSDKP. Tim SAR yang dikerahkan berhasil menyelamatkan lima mahasiswa, namun dua lainnya, yakni Septian dan Bagus, ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.

"Saat ini posisi menuju rumah sakit," ungkapnya.

Atas insiden ini, UGM langsung mengambil langkah cepat dengan mengerahkan seluruh sumber daya untuk penanganan insiden, termasuk berkoordinasi dengan Bupati dan jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara, Pemerintah Provinsi Maluku, serta KAGAMA wilayah Maluku.

Hingga saat ini, fokus utama UGM adalah memastikan pendampingan psikologis bagi mahasiswa yang selamat serta proses pemulangan jenazah ke daerah asal masing-masing korban.

"UGM melakukan koordinasi intensif antara DPL, Kagama, dan mitra lokal, memberikan dukungan psikologis dan logistik bagi tim mahasiswa, serta memfasilitasi pemulangan jenazah ke daerah asal dengan pendampingan universitas," ujar Rustamadji.

Rustamadji juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pencarian dan evakuasi korban.

"Kami mengapresiasi setinggi-tingginya semua pihak yang telah membantu dalam proses pencarian dan evakuasi, mulai dari pemerintah daerah, mitra lokal, hingga warga setempat. Bantuan mereka sangat berarti di tengah situasi sulit ini," kata dia.

Read Entire Article
Politics | | | |