4 Alasan Jatuhnya Rafale Hancurkan Citra Militer India

3 hours ago 1

loading...

Jatuhnya Rafale hancurkan citra militer India. Foto/X/@spectatorindex

NEW DELHI - Pakistan mengklaim menjatuhkan lima pesawat tempur musuh di wilayah udara India pada 7 Mei segera setelah musuh bebuyutannya melakukan serangan lintas batas di sembilan lokasi, menewaskan sedikitnya 31 warga sipil Pakistan.

Jatuhnya lima jet tempur India yang dilaporkan, termasuk pesawat tempur Prancis Rafale, telah menimbulkan pertanyaan tentang keseimbangan teknologi antara kedua angkatan udara yang terkunci dalam perselisihan yang semakin sengit.

Jika dikonfirmasi secara independen, jatuhnya jet tersebut dapat memengaruhi de-eskalasi krisis militer yang sedang berlangsung, kata para ahli militer.

Seorang pejabat tinggi Prancis mengatakan kepada CNN bahwa Pakistan memang menembak jatuh jet tempur Rafale yang dioperasikan oleh IAF. Ini bisa menjadi kerugian tempur pertama yang dikonfirmasi dari pesawat canggih buatan Prancis tersebut.

"Jika jet tempur Rafale benar-benar jatuh, itu bisa menjadi langkah signifikan menuju eskalasi," Gilles Boquerat, seorang analis keamanan Asia Selatan yang terkait dengan lembaga pemikir Prancis Foundation for Strategic Research, mengatakan kepada TRT World.

4 Alasan Jatuhnya Rafale Hancurkan Citra Militer India

1. Kesalahan Perhitungan Militer India

Rafale, jet tempur multiperan generasi 4,5 yang diakuisisi oleh India pada tahun 2020-22, merupakan puncak persenjataan udara Angkatan Udara India (IAF).

India membayar sekitar USD8,7 miliar hingga USD9,4 miliar untuk 36 jet Rafale saat itu.

Setiap penembakan yang dikonfirmasi tidak hanya akan merusak prestise militer New Delhi, tetapi juga menandakan kesalahan perhitungannya dalam menilai kekuatan udara Pakistan yang ditingkatkan, khususnya jet J-10C yang dipasok oleh China.

“Ini akan menjadi aib besar bagi IAF, mengingat (Rafale) adalah jet tempur paling canggih dalam inventaris mereka,” kata Boquerat.

2. Tidak Mempertimbangkan Kapasitas Militer Pakistan

The New York Times mengutip tiga pejabat India anonim yang mengonfirmasi bahwa “beberapa pesawat India telah jatuh” tanpa merinci lebih lanjut.

“Itu berarti IAF belum sepenuhnya mempertimbangkan kapasitas operasional Angkatan Udara Pakistan (PAF),” kata Boquerat, seraya menambahkan bahwa India lebih suka menggunakan rudal darat-ke-darat dalam beberapa hari mendatang.

Mailk Qasim Mustafa, direktur Pusat Pengendalian Senjata dan Perlucutan Senjata di Institut Studi Strategis, Islamabad, mengatakan kepada TRT World bahwa penembakan jatuh tiga pesawat Prancis yang canggih merupakan “penyebab kekhawatiran serius” bagi Dassault Aviation, pembuat salah satu jet tempur paling canggih dan serbaguna di dunia.

Read Entire Article
Politics | | | |