Absen Pemakaman Paus Fransiskus, Prabowo Berencana Kirim Utusan ke Vatikan

4 hours ago 1

loading...

Mensesneg Prasetyo Hadi menyebutkan, Presiden Prabowo Subianto tidak dapat menghadiri langsung prosesi pemakaman pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus. FOTO/SindoNews

JAKARTA - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyebutkan, Presiden Prabowo Subianto tidak dapat menghadiri langsung prosesi pemakaman pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus . Prabowo berencana mengirim utusan untuk hadir langsung di pemakaman.

"Oleh karena sesuatu dan lain hal, Bapak Presiden kemungkinan tidak bisa hadir langsung dalam acara pemakaman Paus," kata Prasetyo kepada wartawan, Rabu (23/4/2025).

Prasetyo menyampaikan, Prabowo berencana mengirim utusan atau perwakilan untuk hadir dalam prosesi pemakaman Paus. Meski begitu, Prasetyo belum merinci terkait siapa utusan yang akan mewakili Prabowo dalam prosesi pemakaman tersebut.

"Beliau (Presiden Prabowo) berencana untuk mengirim utusan. Nah ini sedang kita koordinasikan," katanya.

Paus Dimakamkan Pada Sabtu 26 April

Sebelumnya, Misa pemakaman Paus Fransiskus akan diadakan pada Sabtu, 26 April 2025 di Lapangan Santo Petrus, menurut Kantor Pers Takhta Suci. Vatikan menyatakan, 'Kardinal Giovanni Battista Re, Dekan Dewan Kardinal, akan memimpin upacara tersebut, yang akan diselenggarakan para patriark, kardinal, uskup agung, uskup, dan pendeta dari seluruh dunia."

Jenazah mendiang Paus kemudian akan dibawa ke Basilika Santo Petrus dan selanjutnya ke Basilika Santa Maria Maggiore untuk dimakamkan. Vatikan telah mengonfirmasi jenazah Paus akan disemayamkan di dalam Basilika Santo Petrus mulai Rabu pagi, di mana umat beriman akan diizinkan memberikan penghormatan terakhir.

Upacara penghormatan terakhir akan dimulai pukul 9:00 pagi pada tanggal 23 April dan berlanjut hingga hari pemakaman. Fransiskus meninggal pada Senin Paskah pada usia 88 tahun, menurut Takhta Suci. Ia meninggal di kediamannya di Casa Santa Marta, Kota Vatikan.

Penyebab resmi kematiannya adalah "stroke, diikuti koma dan kolaps kardiosirkulasi ireversibel," menurut Dr. Andrea Arcangeli, Direktur Direktorat Kesehatan dan Kebersihan Negara Kota Vatikan.

Paus juga menderita berbagai penyakit kronis, termasuk pneumonia, hipertensi, dan diabetes.

(abd)

Read Entire Article
Politics | | | |