Ahli Surga yang Tetap Takut pada Pengadilan Akhirat

3 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW menyampaikan kabar gembira perihal seorang sahabatnya, Abu Bakar ash-Shiddiq. Rasulullah SAW menyebutnya sebagai salah satu ahli surga. Bahkan, sosok yang mendampingi beliau saat berhijrah dari Makkah ke Madinah itu juga akan memimpin kaum tua Muslimin yang masuk ke dalam surga. Semua pintu surga akan memanggil namanya dan menyampaikan kabar gembira kepadanya.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Orang yang paling dahulu masuk surga di kalangan umatku adalah Abu Bakar."

Meski begitu, Abu Bakar ash-Shiddiq tetap dikenal sangat rendah hati. Bahkan, ia semakin mewaspadai dirinya sendiri dan bermuhasabah. Sebab, sang sahabat Nabi amat takut akan balasan dari Allah SWT.

Ia sering kali membanding-bandingkan dirinya dengan hewan atau tumbuhan lantaran keduanya kelak tak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Abu Bakar pernah berkata, "Alangkah bahagianya jika aku menjadi sebatang pohon yang akhirnya ditebang."

Di lain waktu, ayahanda ummul mukminin 'Aisyah ini pernah berada di kebun dan menyaksikan seekor burung hinggap di dahan. Abu Bakar lalu berucap, "Wahai burung, alangkah beruntungnya hidupmu. Kamu makan, minum, dan beterbangan di antara pepohonan, tetapi di akhirat tidak ada hisab bagimu. Alangkah bahagianya jika Abu Bakar menjadi sepertimu."

Kerendahan hati dan rasa takut kepada Allah SWT juga tampak dalam kisah Rabi'ah Aslami. Suatu ketika, ada kesalahpahaman antara dirinya dan Abu Bakar.

Tak disangka, Abu Bakar sempat berbicara kasar hingga Rabi'ah tersinggung. Setelah menyadari kekeliruannya, sosok yang lahir dengan nama Abdullah itu berkata, "Ucapkanlah kata-kata kasar kepadaku sebagai balasan." Namun, Rabi'ah menolak.

Abu Bakar bersikeras, "Kamu harus mengucapkannya. Jika tidak, aku akan mengadu kepada Rasulullah SAW."

Rabi'ah tetap diam dan tak membalas. Ia lalu ditinggalkan oleh Abu Bakar.

Beberapa orang dari Banu Aslam yang menyaksikan mereka berkomentar, "Orang ini aneh sekali. Ia sendiri yang bersalah, dan ia sendiri yang mengadukannya kepada Rasulullah."

Rabi'ah menyahut, "Tahukah kamu siapa dia? Dialah Abu Bakar. Jika ia marah kepadaku, tentu Rasulullah SAW, sang kekasih Allah SWT, akan marah kepadaku. Jika beliau marah, maka Allah SWT pun akan marah. Jika demikian, Rabi'ah pasti akan binasa."

Rabi'ah kemudian menemui Nabi SAW dan menceritakan peristiwa itu. Beliau bersabda, "Sikapmu sudah benar. Memang sebaiknya kamu tidak membalasnya, tetapi katakanlah, 'Semoga Allah SWT memaafkan kamu, wahai Abu Bakar.'"

Hanya karena satu kalimat kasar yang terucap lantaran khilaf, Abu Bakar merasa sangat bersalah. Ia merasa amat takut akan balasan di akhirat kelak. Bahkan, dirinya bersedia diadukan kepada Nabi SAW agar kesalahan mendapatkan balasan setimpal di dunia.

Read Entire Article
Politics | | | |