Aset BPD Bali Tembus Rp 38 Triliun, Tumbuh Tiga Tahun Berturut-Turut

6 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR — BUMD PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali mencatat pertumbuhan aset di atas Rp 30 triliun secara berkelanjutan selama tiga tahun berturut-turut, sejak 2022 hingga 2024, setelah sempat terdampak pandemi Covid-19.

“Kami menjadi salah satu perusahaan yang tetap survive dan tumbuh pada tahun-tahun penuh tantangan tersebut,” kata Direktur Utama Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma, di Denpasar, Sabtu (5/7/2025).

Pada masa pemulihan ekonomi 2022, aset bank BUMD ini mencapai Rp 31,9 triliun atau tumbuh 11,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan berlanjut pada 2023 dengan nilai aset sebesar Rp 34,31 triliun. Kinerja positif juga tercermin dari laba bersih 2023 yang mencapai Rp 738 miliar, tumbuh 22,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada 2024, total aset BPD Bali kembali tumbuh 11,66 persen menjadi Rp 38,31 triliun. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh dana pihak ketiga yang mencapai Rp 32,17 triliun dan penyaluran kredit sebesar Rp 22,83 triliun, naik 7,94 persen, yang mayoritas disalurkan ke sektor UMKM. Kredit UMKM tercatat menyumbang 51,20 persen dari total kredit atau senilai Rp 11,68 triliun.

Laba bersih 2024 meningkat menjadi Rp 878,47 miliar, tumbuh 19 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini turut ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 5,78 persen dari Rp 2,24 triliun menjadi Rp 2,37 triliun.

Pendapatan berbasis komisi (fee-based income) juga mencatat pertumbuhan 13,94 persen menjadi Rp 129,43 miliar, sementara pendapatan lainnya naik 36,48 persen menjadi Rp 96,53 miliar.

Atas capaian tersebut, BPD Bali meraih penghargaan Bisnis Indonesia Awards 2025 untuk kategori bank dengan aset di atas Rp 30 triliun, karena dinilai mampu bertahan di tengah ketidakpastian global dan kondisi ekonomi nasional yang menantang.

Presiden Komisaris Bisnis Indonesia Group, Hariyadi B Sukamdani, menjelaskan ajang penghargaan ini diberikan kepada emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia maupun non-emiten dengan kinerja unggul. Penilaian dilakukan menggunakan pendekatan komprehensif yang mencakup analisis kinerja finansial, tata kelola perusahaan, inovasi, dan kontribusi terhadap ekonomi berkelanjutan.

Dewan juri ajang ini antara lain terdiri dari Ketua Dewan Komisioner OJK 2017–2022 Wimboh Santoso, Wakil Menteri Keuangan 2014–2019 Mardiasmo, Menkominfo 2014–2019 Rudiantara, Sekretaris Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) 2008–2009 Raden Pardede, dan Presiden Direktur Bisnis Indonesia Group Lulu Terianto.

sumber : Antara

Read Entire Article
Politics | | | |