REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menyatakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Mei 2025 merupakan momentum yang tepat untuk menurunkan suku bunga acuan.
Menurutnya, kondisi nilai tukar rupiah yang stabil dan mulai menguat, di tengah meredanya tensi perang dagang global, memberikan ruang bagi BI untuk menyesuaikan kebijakan moneternya. "Bisa kita lihat bahwa saat ini nilai tukar sudah stabil dan cenderung menguat, seiring meredanya perang dagang," ujar Fakhrul di Jakarta, Senin (19/5/2025).
Ia menambahkan, urgensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional semakin meningkat, terutama di tengah prospek perlambatan ekonomi global yang masih membayangi. Selain suku bunga, BI juga diharapkan mencermati penggunaan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) setelah kestabilan rupiah tercapai.
"Pelaku pasar berharap kondisi likuiditas di pasar uang membaik, apabila imbal hasil SRBI semakin diturunkan dan jumlah yang dimenangkan juga disesuaikan," jelas Fakhrul.
Terkait intermediasi pasar keuangan, Fakhrul menilai bahwa pelonggaran kebijakan makroprudensial perlu dilanjutkan untuk mendorong penyaluran kredit di tengah pelemahan ekonomi.
Ia juga menyoroti pasar saham yang berpotensi tetap berada dalam tren positif pada pekan ini, dengan potensi pemangkasan suku bunga BI sebagai katalis utama. Menurutnya, saham sektor perbankan akan menjadi penopang utama penguatan pasar saham, seiring meningkatnya aliran dana asing ke Indonesia.
"IHSG bisa mencapai 7.300, tetapi kita harus berhati-hati terhadap aksi ambil untung apabila sentimen perang dagang kembali memanas," kata Fakhrul.
Lebih lanjut, pelaku pasar juga akan mencermati realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada April dan Mei 2025, yang akan menentukan suplai obligasi negara di pasar keuangan. "Volatilitas besar jangka pendek sudah selesai. Yang perlu kita cermati ke depan adalah eksekusi belanja pemerintah. Ini akan menentukan apakah pada semester II-2025 kita mengalami pemulihan ekonomi atau justru stagnasi pertumbuhan," ujarnya.
BI dijadwalkan menggelar RDG pada Selasa (20/5/2025) dan Rabu (21/5/2025). Saat ini, suku bunga BI atau BI rate berada pada level 5,75 persen. Sementara itu, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Senin (19/5/2025) melemah 36 poin atau 0,22 persen menjadi Rp 16.481 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp 16.445.
sumber : Antara