Bukti Dugaan Keterlibatan UEA di Perang Sudan Diungkap, Ini Motifnya Kata Pakar

2 hours ago 6

Pimpinan RSF Muhammad Hamdan Dagalo (tengah) menyapa massa di Negara Bagian Sungai Nil, Sudan, Sabtu, 13 Juli 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, DARFUR -- Dugaan Keterlibatan UEA dalam memicu kekejaman di Sudan semakin terungkap. Investigasi baru oleh The Sunday Times menguatkan temuan PBB sebelumnya yang menghubungkan senjata dan 'jalur emas' Emirat dengan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), sebuah milisi yang secara luas dituduh melakukan kejahatan perang di Darfur.

Meskipun Abu Dhabi berulang kali membantah, tapi semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa negara Teluk tersebut ikut menyalurkan senjata, uang tunai, dan dukungan logistik kepada RSF. Dilansir Middle East Monitor, dugaan keterlibatan UEA itu secara jelas melanggar hukum internasional, memperburuk konflik proksi yang telah menghancurkan kehidupan sipil di seluruh Sudan.

RSF, yang dipimpin oleh Mohamed Hamdan Dagalo (“Hemedti”), berevolusi dari milisi Janjaweed yang terkenal kejam yang bertanggung jawab atas pembersihan etnis di Darfur dua dekade lalu. Kini, dengan dukungan senjata asing dan pendapatan emas ilegal, RSF merupakan salah satu pasukan ireguler terkuat di Afrika.

Menurut The Sunday Times, dari senjata yang dilacak mulai pos pemeriksaan terpencil di Darfur Utara ke pabrik senjata Bulgaria mengungkapkan bahwa peluru mortir yang dijual ke UEA pada 2019 ini ditemukan dalam konvoi RSF. Hal itu jelas merupakan pelanggaran perjanjian re-ekspor .

"Pemantau PBB dan badan intelijen AS dilaporkan telah memetakan bukti kuat yang menuduh keterlibatan UEA dalam aliran senjata ke Sudan," ujar Michael Jones dari Royal United Services Institute.

Ia menambahkan bahwa, melalui jaringan perantara di Chad, Libya, Uganda, dan Republik Afrika Tengah, RSF telah memperoleh drone, howitzer, kendaraan, dan amunisi.

Pada bulan April, sebuah laporan panel PBB yang bocor mendokumentasikan "beberapa" penerbangan kargo Emirat ke Chad, yang sengaja disamarkan untuk menghindari deteksi.

Meskipun UEA bersikeras bahwa ini adalah misi kemanusiaan, para penyelidik menemukan ketidakkonsistenan dalam manifes kargo dan amunisi serial yang terkait dengan depot Emirat. Para komandan RSF juga secara terbuka membanggakan adanya bantuan asing.

Read Entire Article
Politics | | | |