REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Hari pertama gelaran Prambanan Jazz Festival 2025 ditutup dengan penampilan memukau dari musisi Korea-Amerika, Eaj Park, Jumat (4/7/2025), malam. Bertempat di pelataran megah Candi Prambanan, festival yang telah memasuki tahun ke-11 ini kembali menegaskan peran musik sebagai sarana diplomasi budaya dan suara kemanusiaan.
"Selamat malam Yogyakarta, senang bisa berada di sini dengan keindahan Candi Prambanan yang megah. Malam ini saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian yang menyempatkan waktu untuk menonton. Semoga terhibur dengan lagu-lagu yang saya bawakan," kata Eaj Park di sela penampilannya.
Meskipun tampil pada section akhir sebagai penutup di BRImo Stage, Eaj berhasil menyulap malam menjadi pengalaman yang emosional dan hangat. Ia membawakan sederet lagu andalannya seperti “Castle in the Sky”, “When The Rains Stop”, “Visions”, “Ruin My Life”, hingga “Pause”, dan sukses mengajak ribuan penonton larut sepanjang penampilannya. Eaj juga memberikan kejutan dengan membawakan lagu cover milik Paramore, “The Only Exception”.
Eaj sebelumnya juga menyampaikan bahwa ia sangat menantikan kesempatan tampil di Indonesia, khususnya di situs bersejarah Candi Prambanan. Ia menyebut pertunjukan ini sebagai sebuah kehormatan, dan telah mempersiapkan penampilannya selama tiga bulan.
"Saya ingin memastikan malam ini menjadi kenangan tak terlupakan bagi semua orang yang hadir," ungkapnya.
Namun, momen paling menggetarkan datang di penghujung penampilannya. Di tengah riuh tepuk tangan, Eaj menyuarakan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina, yang disambut sorak dan dukungan dari para penonton. Seruan tersebut bukan hanya menutup penampilannya, tetapi juga menjadi penanda bahwa panggung musik dapat menjadi ruang untuk menyuarakan solidaritas dan keadilan.
"Free free Palestine, free free Palestine, free free Palestine," ucapnya.
Sebelum Eaj naik panggung, suasana sudah lebih dulu menghangat berkat penampilan dua musisi Tanah Air yang tengah bersinar termasuk Tulus yang mengambil alih panggung. Penampilannya yang elegan dan karismatik langsung mengundang gemuruh sorak penonton. Tulus membuka dengan “Jangan Cintai Aku Apa Adanya", disusul lagu-lagu favorit seperti “Hati-Hati di Jalan”, “Monokrom”, "Sepatu" dan “Sewindu”.
Sementara itu Bernadya juga tampil memukau dengan vokal khas dan lirik-lirik puitis yang menyentuh. Ia membawakan beberapa lagu andalannya seperti “Logika”, “Bersuara”, dan “Percaya”. Penonton tak ragu ikut bernyanyi bersama, menjadikan set Bernadya sebagai salah satu momen paling intim malam itu.
"Lagu-laguku tidak jauh dari kisah patah hati, semoga kalian bisa terhibur," ucap Bernadya.
Festival tahun ini mengusung tema Sebelas Selaras, sebagai simbol harmoni antara musik, alam, dan budaya. Selain Eaj Park, sejumlah musisi Tanah Air turut memeriahkan panggung hari pertama, di antaranya Tulus, Yuni Shara, Juicy Luicy, hingga Ebiet G. Ade. Ribuan penonton tampak memadati area festival sejak siang hari, menikmati pertunjukan musik, kuliner khas, dan keindahan situs warisan dunia.
Founder Rajawali Indonesia dan promotor Prambanan Jazz, Anas Syahrul Alimi, menekankan pentingnya kehadiran artis internasional seperti Eaj dalam membawa warisan budaya Indonesia ke panggung global.
"Candi Prambanan semakin dikenal dunia karena postingan artis dunia yang punya follower jutaan," katanya.
Prambanan Jazz Festival 2025 masih akan berlangsung hingga 6 Juli mendatang, menampilkan deretan artis lokal dan internasional yang siap menyajikan kolaborasi unik antara modernitas dan warisan budaya.