Dua Hal yang Harus Dikejar Umat Islam untuk Jadi Terbaik

6 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Syafiq A Mughni menegaskan pentingnya umat Islam mengejar dua pilar utama untuk menjadi khairah ummah atau umat terbaik, yakni penguasaan ilmu pengetahuan dan kemuliaan akhlak. 

Prof Syafiq menjelaskan, Allah telah mentasbihkan umat Islam sebagai khairah ummah, walaupun hal itu bukan sesuatu yang otomatis terjadi. Menurut dia, hal itu masih dalam tataran teologis dan normatif. 

Kenyataannya, lanjut dia, kondisi umat Islam hari ini belum mencerminkan hal itu. Karena itu, dia mengungkapkan dua hal yang sangat penting untuk menuju khairah ummah.

"Dari sekian banyak hal, saya mungkin bisa menyebutkan dua sisi yang harus dikejar oleh umat Islam," ujar dia saat menjadi pembicara dalam Talkshow "Seruan Ahlul Kiblah dan Ikhtiar Menguatkan Dialog Intra-Islam" di ajang Islamic Book Fair (IBF) 2025 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (21/6/2025).

Menurut dia, tantangan umat Islam saat ini datang dari dua sisi, yakni internal dan eksternal. Untuk menjawab tantangan itu, umat Islam perlu memperkuat fondasi ilmu pengetahuan. Tanpa penguasaan ilmu dan teknologi, mustahil umat Islam bisa memainkan peran strategis dalam dunia modern.

“Ilmu itu sifatnya kumulatif, tidak pernah mundur. Persoalannya adalah siapa yang memegang tongkat estafet dalam pengembangannya. Kita tahu, umat Islam pernah menjadi pelopor, tetapi kini harus mengejar ketertinggalan,” ucap dia.

Selain ilmu, aspek yang tak kalah penting adalah akhlak. Dia mengingatkan, ilmu dan akhlak tidak selalu berjalan seiring. Karena itu, umat Islam harus bisa menumbuhkan keduanya. 

"Masyarakat yang maju ilmunya bisa saja rendah moralnya, dan sebaliknya. Maka umat harus memastikan keduanya tumbuh bersama,” kata dia, mengutip syair Syauqy Bey sebagai berikut: 

"Innamal umamul akhlaqu ma baqiyat, wa inhumu dzahabat akhlaquhum dzahabu". Artinya: "Hidup dan bangunnya suatu bangsa tergantung pada akhlaknya, jika mereka tidak lagi menjunjung tingi norma-norma akhlakul karimah, maka bangsa itu akan musnah bersamaan dengan keruntuhan akhlaknya.”

Prof Syafiq juga menyoroti pentingnya etika dalam interaksi intraumat Islam. Dia mengkritik dua bentuk ekstremisme yang berkembang, yakni satu kelompok yang mudah mengkafirkan atau menyesatkan sesama Muslim karena perbedaan kecil, dan kelompok lain yang cenderung permisif, merasa cukup dengan keadaan tanpa upaya perbaikan.

“Sikap ekstrem kanan maupun kiri ini merusak semangat ukhuwah Islamiyah. Jalan terbaik adalah jalan tengah, yang wasathiyah, inklusif, yang mengakui sesama Muslim selama mereka bertauhid kepada Allah, beriman kepada Alquran, menjadikan Nabi Muhammad sebagai panutan, dan berkiblat ke Ka’bah,” jelas dia.

Untuk itu, dialog seperti yang digelar dalam IBF ini dinilainya sangat penting sebagai ruang memperluas wawasan, menghindari semangat saling menyalahkan, dan memperkuat persatuan umat.

“Kalau umat terus saling menyesatkan dan memvonis satu sama lain, maka umat ini akan terpecah, penuh konflik, dan tidak akan menjadi khairah ummah. Kita harus lebih mengutamakan kualitas dibanding kuantitas. Karena Allah menyebut 'khairah ummah', bukan ‘akbara ummah’,” ucap Prof Syafiq.

Read Entire Article
Politics | | | |