Ekspor Otomotif Tiongkok Ungguli Jepang, Perang Tarif Jadi Tantangan Baru

4 hours ago 4

Home > News Monday, 19 May 2025, 20:30 WIB

Tiongkok sedang menancapkan dominasinya lewat efisiensi produksi dan teknologi canggih.

 Unsplash/Acton Crawford.Ilustrasi mobil siap ekspor Tiongkok. Sumber: Unsplash/Acton Crawford.

ShippingCargo.co.id, Jakarta — Industri otomotif Tiongkok kembali mencatat tonggak penting di pasar global. Menurut laporan terbaru dari firma konsultan AlixPartners, ekspor kendaraan penumpang Tiongkok naik 23 persen pada 2024 menjadi 6,4 juta unit, menjadikannya eksportir otomotif terbesar dunia, mengungguli Jepang.

Namun, ancaman tarif tinggi dari negara-negara barat diprediksi akan memperlambat laju pertumbuhan itu pada 2025.

Laporan AlixPartners mencatat, Rusia dan Timur Tengah kini menyumbang 35 persen dari ekspor kendaraan Tiongkok, melampaui gabungan pasar Eropa dan Amerika Utara untuk pertama kalinya. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan penjualan ke Rusia dan Belarus dalam lima tahun terakhir, yang disebut telah lebih dari dua kali lipat.

"Penjualan ke Rusia menjadi bantalan penting bagi produsen mobil Tiongkok, terutama di tengah fluktuasi kebijakan tarif global," ujar Andrew Bergbaum, pimpinan praktik otomotif global AlixPartners, seperti dilansir oleh Republika pada Ahad (18/5/2025).

Tarif impor sebesar 25 persen yang diberlakukan Amerika Serikat sejak April 2025 telah menimbulkan keresahan. Meski estimasi AlixPartners menyebut dampak finansialnya hanya menyentuh 3,8 persen dari total nilai industri otomotif Tiongkok (sekitar USD 46 miliar), dampak strategisnya terhadap ekspansi global merek Tiongkok tetap signifikan.

Zhang Xiang, akademisi dari Universitas Sains dan Teknologi Huanghe, menilai strategi diversifikasi pasar sangat penting untuk mengurangi ketergantungan pada satu kawasan. "Dengan membangun fasilitas produksi di negara berkembang, perusahaan bisa memotong biaya dan memperkuat rantai pasok," katanya.

Di tengah tekanan eksternal, pasar dalam negeri Tiongkok justru menunjukkan daya tahan yang luar biasa. Penjualan kendaraan domestik diprediksi tumbuh 4 persen pada 2025 menjadi 26,8 juta unit, didorong oleh ledakan permintaan kendaraan energi baru (NEV) dan fitur kendaraan pintar.

Dengan proyeksi penguasaan 30 persen pasar global otomotif pada 2030, Tiongkok sedang menancapkan dominasinya lewat efisiensi produksi, teknologi canggih. Bahkan, Tiongkok berencana untuk ekspansi ke pasar non-tradisional.

Namun, tantangan geopolitik dan kebijakan proteksionis masih jadi batu sandungan utama. Seiring perang tarif yang terus bergulir, masa depan ekspor otomotif Tiongkok akan sangat bergantung pada strategi globalisasi yang adaptif dan kolaborasi dengan mitra internasional.

Image

Read Entire Article
Politics | | | |