Film Jumbo Laris Manis, Pelaku Ekraf Tagih Janji Pemkot Cimahi

5 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Laris manisnya film lokal berjudul Jumbo dinilai menjadi momentum untuk membangkitkan kembali industri animasi di Kota Cimahi Jawa Barat yang lama mati suri. Para pelaku industri kreatif meminta Pemkot Cimahi untuk menghidupkan kembali Baros International Animation Festival (BIAF).

Seperti diketahui film animasi Jumbo yang digarap sutradara Ryan Andriandy mendulang sukses besar dengan meraih 8.294.207 penonton di hari ke-33 penayangannya di bioskop atau masuk tiga besar film terlaris di Indonesia. Animator asal Kota Cimahi menjadi bagian dalam penggarapan film animasi tersebut.

"BIAF sebagai event animator itu pertama kali ada di Indonesia. Jadi kita sempat datangkan animator dari Jepang, kemudian dari Disney juga. Cuma di pemerintahan sebelumnya sempat enggak ada dukungan," ujar Wakil Ketua Komite Ekonomi Kreatif (Ekraf) Kota Cimahi, Robby UL Pratama saat dikonfirmasi, Ahad, (4/5).

BIAF merupakan wadah bertemunya animator dari semua tempat, tak cuma Indonesia tapi juga dari luar negeri. Robby mengatakan sempat beberapa kali bertemu dengan pemerintah daerah membahas perkembangan industri animasi di Kota Cimahi. Janjinya, mereka akan menggelar lagi BIAF tahun ini.

"Kemarin sempat bertemu, tahun ini ada rencana berjalan lagi (BIAF). Momentumnya sekarang pas setelah keterlibatan animator Cimahi di film Jumbo," kata Robby.

Ia mengatakan kelemahan Pemkot Cimahi dalam menjaga dan mengembangkan industri kreatif salah satunya animasi, yakni tidak punya kebijakan dan tools yang jelas. Padahal, kata dia, potensi industri kreatif lokal Cimahi sangat besar.

"Mereka enggak punya tools untuk mendata berapa animator di Cimahi. Kemudian memberikan kebijakan buat industri animasi, melihat potensi animator Cimahi. Harusnya mereka bisa melihat semua itu, supaya industri ini bisa berkembang terus," kata Robby.

Robby mengatakan film animasi Jumbo juga menjadi ajang pembuktian bahwa animator lokal bisa bersaing dengan animator luar negeri. Ia agak sedikit bisa menyombongkan diri lantaran ada beberapa film animasi yang juga digarap oleh perusahaannya.

"Enggak banyak orang tahu bahwa film luar kayak Coco Melon itu pernah dikerjakan di Ayena Studio, kemudian ada serial di Nickelodeon juga pernah dikerjakan di Cimahi. Jadi kalau berbicara potensi, animator Cimahi ini sangat potensial," katanya.

Tak cuma menggaet animator yang sudah punya jam terbang, Robby sendiri sejak awal punya komitmen untuk mengembangkan ekosistem animasi di Kota Cimahi melalui keterlibatan pelajar dan mahasiswa.

"Ayena itu selama ini kerjasama dengan sekolah, menyerap tenaga (animator) dari SMKN 2 Cimahi yang punya jurusan animasi. Dulu film Super Neli kita kerjasama dengan Unikom. Termasuk film Jumbo ini kita juga kolaborasi dengan Unikom. Jadi kita libatkan mahasiswa dan siswa yang willing (ingin) belajar animasi. Setelah magang bisa kerja di tempat lain," kata Robby.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudisthira, mengatakan ia berencana bertemu dengan para animator yang ikut berkiprah dalam penggarapan film Jumbo. Sekaligus membahas nasib pengembangan animasi di Kota Cimahi kedepannya.

"Sudah diagendakan untuk bertemu, jadi nanti kita akan bahas. Kemarin-kemarin mereka tanya gimana nasib pengembangannya, kemudian minta event animasi digelar lagi, jadi kita akan gelar itu dengan konsepnya dari animator. Jangan cuma dari pemerintah daerah," kata Adhitia.

Read Entire Article
Politics | | | |