Forum Dekan Ushuluddin Serukan Penanganan Krisis Ekologi Berbasis Keislaman

5 hours ago 4

Ketua Umum Forum Dekan Ushuluddin Prof Dr Wahyudin Darmalaksana berpidato.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menyikapi krisis ekologi yang kian mendalam, sebuah "bumi yang haus kasih", Forum Dekan (Fordek) Fakultas Ushuluddin Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) se-Indonesia bergerak nyata.

Mereka meluncurkan sebuah "jangkar penyelamat" bernama "Resolusi Shakti 2025". Piagam ini memuat delapan komitmen transformatif, bersumber dari mata air ekoteologi Islam, sebagai hasil permusyawaratan Rapat Kerja Nasional selama tiga hari penuh (2-4 Desember 2025) di Hotel Shakti, Bandung.

Pertemuan agung yang mengangkat tema sentral "Ekoteologi: Meneguhkan Peran Ushuluddin dalam Merawat Alam dan Kemanusiaan" ini dihadiri oleh lebih dari 30 "nahkoda" fakultas dari penjuru negeri. Dalam kebersamaan visi, mereka bersepakat bahwa krisis lingkungan hidup hari ini bukanlah sekadar kerusakan mesin teknis semata, melainkan sebuah "kegagalan suluh spiritual" dalam memaknai jalinan mesra antara manusia dan alam semesta.

Di tengah hangatnya diskusi dan kesepakatan visi tersebut, forum ini juga mencapai mufakat penting. Secara aklamasi, mereka menunjuk Prof. Dr. H. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag, Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung, sebagai "pucuk pimpinan" baru Forum Dekan Ushuluddin PTKI se-Indonesia. Beliau kini mengemban estafet kepemimpinan, menggantikan Prof. Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd, yang telah menunaikan amanah mulia tersebut sejak periode 2022 hingga 2025.

Dalam rangkaian kegiatan ini, peserta forum berinisiatif untuk melakukan donasi kepedulian terhadap bencana di Aceh, Sumut dan Sumbar. Lain dari itu, peserta forum juga berinisiatif melakukan penanaman pohon di area kampus 2, UIN Sunan Gunung Djati Bandung sebagai komitmen untuk melakukan aksi transformasi terkait krisis ekologi yang sedang dihadapi.

Delapan Pilar Aksi Transformasi

Resolusi Shakti 2025 menetapkan delapan pilar aksi yang saling terkait:

1. Reinterpretasi Teologis – Mendekonstruksi paradigma antroposentris dan mengembalikan pemahaman manusia sebagai khalifatullah fil ardh (pemelihara bumi).

2. Transformasi Kurikulum – Mengubah kampus menjadi laboratorium hidup ekoteologi dan pusat pembelajaran Islam ramah lingkungan.

3. Konsorsium Riset Interdisipliner – Menghasilkan solusi konkret dari tingkat lokal hingga nasional.

sumber : Antara

Read Entire Article
Politics | | | |