Pesawat jet Rafale melakukan manuver di udara. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Harga saham Dasaault Aviation mengalami penurunan di bursa saham Eropa, menyusul laporan jet-jet Rafale yang digunakan India dalam Operasi Sindoor ditembak jatuh oleh Pakistan. Sementara, harga saham Chengdu Aircraft Corporation (CAC), produsen jet J-10 yang digunakan Pakistan, meroket hingga 20 persen.
Berdasarkan laporan Live Mint dilansir Hidustan Times, Selasa (13/5/2025), pada perdagangan Senin (12/5/2025), harga saham Dassault Aviation turun 7 persen hingga seharga 292 euro per lembar sahamnya. Selama Senin, harga saham Dassault Aviation mengalami fluktuasi di rentang 291 euro hingga 295 euro.
Harga saham Dassault Aviation sebenarnya sempat mengalami kenaikan menyusul serangan India ke Pakistan oleh Angkatan Udara India menyasar target-target yang diduga sebagai sarang teroris pada 7 Mei. Beberapa laporan media menyebutkan bahwa dalam Operasi Sindoor, India menggunakan jet-jet Rafale yang dipersenjatai rudal penjelajah SCALP dan amunisi HAMMER.
Performa harga saham itu sejalan dengan catatan keuangan perusahaan yang solid. Menurut laporan Live Mint, Dassault Aviation mencatatkan angka penjualan tahunan 6,24 miliar euro dan keuntungan bersih mencapai 924 juta euro, sementara sektor Penerbangan dan Pertahanan Prancis tumbuh 17,7 persen pada tahun lalu.
Pada 8 Mei, harga saham Dassault Aviation naik sebesar 1,75 persen di harga 325,8 euro di pasar saham Euronext Paris. Kenaikan itu terbilang signifikan jika dibandingkan harga saham kalah ditutup pada akhir tahun lalu di harga 195,90 euro.
Namun, harga saham Dassault Aviation turun hingga 10 persen dalam lima sesi perdagangan terakhir. Anshul Jain, kepala peneliti di Lakshmishree Investment and Securities, mengatakan, volatilitas yang dipengaruhi oleh berita ketenganan India-Pakistan telah mengakibatkan harga saham menuju tren penurunan.
"Harga saham Dassault Aviation telah merasakan zona ayunan terendah pada 292-291 euro. Sebuah patahan menentukan di level ini bisa secara cepat menyeret harga saham ke zona 260 euro. Kewaspadaan disarankan untuk jangka panjang. Para trader harus cermat mengamati karena pergerakan tajam kemungkinan terjadi. Posisi bertahan dan manajemen risiko ketat adalah kunci dalam situasi seperti ini," kata Janin.