REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Gaza berada di ambang kehabisan makanan terapeutik khusus yang dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa anak-anak yang mengalami kekurangan gizi parah. Hal itu disampaikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sejumlah lembaga kemanusiaan.
"Kami sekarang menghadapi situasi yang mengerikan, yaitu kehabisan pasokan terapeutik," kata Salim Oweis, juru bicara UNICEF di Amman, Yordania, kepada Reuters, Kamis (24/7/2025).
Ia mengatakan, persediaan Makanan Terapeutik Siap Pakai (RUTF), sebuah perawatan penting, akan habis pada pertengahan Agustus jika tidak ada perubahan.
"Itu sangat berbahaya bagi anak-anak karena mereka menghadapi kelaparan dan kekurangan gizi saat ini," tambahnya.
Oweis menyebutkan, UNICEF hanya memiliki cukup RUTF untuk merawat 3.000 anak. Dalam dua pekan pertama Juli saja, UNICEF telah merawat 5.000 anak yang menghadapi kekurangan gizi akut di Gaza.
Persediaan RUTF yang padat nutrisi dan berkalori tinggi, seperti biskuit berenergi tinggi dan pasta kacang yang diperkaya susu bubuk, sangat penting untuk menangani malnutrisi berat.
"Sebagian besar persediaan perawatan malnutrisi telah habis dan apa yang tersisa di fasilitas akan segera habis jika tidak diisi ulang," kata juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis (24/7/2025).
WHO menyatakan, sebuah program di Gaza yang bertujuan mencegah malnutrisi di antara kelompok paling rentan, termasuk ibu hamil dan anak-anak balita, mungkin harus dihentikan karena kehabisan suplemen nutrisi.
Stok makanan Gaza telah menipis sejak Israel, yang berperang dengan kelompok militan Palestina Hamas sejak Oktober 2023, memutus seluruh pasokan ke wilayah tersebut pada Maret. Blokade kemudian dicabut pada Mei, tetapi dengan pembatasan yang diklaim diperlukan untuk mencegah pengalihan bantuan ke kelompok militan.
Akibatnya, lembaga bantuan internasional menyebutkan bahwa hanya sedikit dari apa yang dibutuhkan, termasuk obat-obatan, yang saat ini dapat menjangkau masyarakat Gaza.
sumber : REUTERS